Taiwan Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan
- REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool
VIVA.co.id – Sebuah kapal perang Taiwan, Rabu kemarin, berlayar ke Laut China Selatan, sehari setelah pengadilan internasional memutuskan China tidak memiliki hak bersejarah atas wilayah tersebut dan merusak klaim Taipei atas pulau-pulau di sana.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan, pengerahan kapal tersebut bertujuan untuk mempertahankan wilayah maritim Taiwan dan bertekad untuk membela hak-hak negara mereka. Dalam hal ini, Tsai menegaskan akan melawan pihak yang merusak klaim Taipei atas wilayahnya.
Seperti diberitakan Manila Bulletin, Kamis 14 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase di Den Haag memutuskan China tidak memiliki hak untuk mengklaim ‘Sembilan Garis Putus-putus’ atau dash line. Pengadilan itu juga memutuskan China telah melanggar hak-hak kedaulatan Filipina di Zona Ekonomi Ekslusif.
Hal ini berdampak krusial bagi Taipei. yang mana putusan tersebut menyebutkan Pulau Taiping yang berada di bawah administrasi Taiwan, secara legal merupakan sebuah ‘batu’ yang tidak termasuk ke dalam wilayah ZEE. Dengan demikian, secara otomatis berpengaruh kepada klaim Taiwan ke perairan yang mengelilingi pulau tersebut.
Menanggapi hal ini, Taipei mengatakan keputusan tersebut sangat tidak bisa diterima dan tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum, karena sidang arbitrase tidak secara resmi mengundang Taipei untuk berpartisipasi dalam proses atau pun meminta pandangan negara tersebut.
"Laut China Selatan, terutama kategorisasi Pulau Taiping, telah sangat membahayakan hak-hak negara kita di pulau-pulau Laut China Selatan dan perairan yang relevan," kata Tsai.
Tsai mengatakan, Kementerian Pertahanan bertekad untuk secara tegas mempertahankan wilayah dan kedaulatan Taiwan, dan tidak akan mengubah klaim atas laut karena putusan pengadilan.
Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan akan terus mengirimkan pesawat terbang dan kapal untuk misi patroli di wilayah tersebut dan akan sangat waspada untuk melindungi keamanan nasional.
Presiden Taiwan sebelumnya, Ma Ying-jeou pada Januari lalu mengunjungi Taiping untuk menekan klaim Taiwan dan menunjukkan bahwa Taiping merupakan sebuah pulau, bukan batu. Selain Taiwan, Kepulauan Spratly di Laut China Selatan juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei.