Cameron Ungkap Penyesalan atas Keputusan Brexit
- REUTERS
VIVA.co.id – Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa bahwa hubungan masa depan Inggris dengan blok itu, bergantung pada kesediaan Uni Eropa untuk memikirkan kembali kebebasan pergerakan para pekerja.
Cameron, yang mengundurkan diri setelah Inggris memilih keluar dari Uni Eropa menyatakan kekhawatirannya atas masuknya pekerja Uni Eropa dan sebaliknya. Dalam pertemuan puncak terakhir dengan Blok-28 Negara itu, ia berharap Inggris akan mempertahankan hubungan politik dan ekonomi dengan Uni Eropa.
"Inggris akan meninggalkan Uni Eropa, tetapi kami tidak akan memutuskan hubungan dengan Eropa," kata Cameron dalam konferensi pers, seperti diberitakan Reuters, Rabu, 28 Juni 2016. Ia mengatakan, banyak mitra Eropa yang menyatakan penyesalan dan tetap menyuarakan persahabatan untuk Inggris.
Pemimpin Partai Konservatif itu mengaku sangat bersedih dan menyesal saat mendapatkan laporan mengenai hasil akhir referendum. "Warga kami menyadari masalah ekonomi untuk tetap tinggal, namun ada kekhawatiran yang sangat besar tentang pergerakan orang-orang, dan itu menjadi satu paket dengan isu-isu kedaulatan. Saya rasa kami perlu memahami itu. Eropa juga perlu memikirkan itu," ujarnya.
Dalam sebuah kesempatan sebelumnya, Cameron mengatakan, Inggris harus memahami bahwa mereka tidak bisa memperoleh semua manfaat dari keanggotaan Uni Eropa tanpa "biaya.”
"Jika menginginkan manfaat penuh dari hubungan perekonomian dan pasar tunggal, Anda harus menjadi bagian dari setiap proses itu," ujar Cameron.