Usai Brexit Menang, Prancis dan Jerman Merapat
- Reuters/ Jacky Naegelen
VIVA.co.id – Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan mereka akan mengadakan perjanjian penuh, untuk menangani dampak dari keputusan Inggris yang meninggalkan Uni Eropa.
Hollande memperingatkan bahwa hal ini berdampak pada resiko perpecahan, perselisihan dan pertengkaran. Kedua pemimpin negara ini akan mengadakan pembicaraan beberapa waktu mendatang di Berlin, di tengah kesibukan diplomatik setelah hasil referendum Inggris.
Setelah hasil referendum Inggris yang mayoritas setuju Inggris keluar dari Uni Eropa, mata uang Poundsterling jatuh di awal perdagangan di Asia sebagai dampak dari reaksi pasar. Kanselir Inggris, George Osborne mengatakan Inggris siap untuk menghadapi masa depan, meskipun perekonomian harus menghadapi tantangan dan gejolak lebih lanjut di pasar keuangan.
Osborne mengatakan bahwa rencana darurat di seluruh tempat dalam diskusi dengan Bank of England telah dilengkapi dengan segala strategi untuk menghadapi situasi yang akan terjadi.
Sementara itu, seperti diberitakan BBC, Senin, 27 Juni 2016, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan penyesalannya atas keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. Namun ia menegaskan bahwa AS akan tetap mempertahankan hubungan yang dekat dengan Uni Eropa. "Brexit dan perubahan yang terjadi saat ini harus dipikirkan dalam konteks kepentingan dan nilai-nilai yang mengikat kita bersama-sama dengan Uni Eropa," ujar Kerry.
Selain itu, Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa hubungan khusus antara AS dan Inggris akan terus bertahan meskipun Inggris memilih untuk keluar dari Komite Uni Eropa.