Brexit Tak Pengaruhi Perekonomian Inggris-ASEAN-Indonesia
- VIVA.co.id/Renne Kawilarang
VIVA.co.id - Inggris memastikan bahwa Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, tak akan mengganggu hubungan ekonomi antara Inggris dengan Indonesia, atau dengan negara-negara ASEAN. Bahkan, untuk Indonesia, justru terus tumbuh.
"Inggris merupakan investor kelima terbesar bagi Indonesia. Hubungan dagang kami bertumbuh hingga lima persen tahun lalu. Saya tak merasa ada alasan untuk menghentikan ini," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, di Kedubes Inggris, Jakarta, Sabtu, 25 Juni 2016.
Sebagaimana diketahui, Kamis kemarin, Inggris memutuskan untuk 'bercerai' dari UE dengan perolehan suara 52 persen melawan 48 persen. Malik memaparkan, ada beberapa rencana perjanjian antara Indonesia dan Uni Eropa yang sudah dimulai. London dan Brussels akan memulai pembicaraan dan bekerja sama lebih lanjut untuk membahas bagaimana kerja sama ini selanjutnya.
"Saat Presiden (Jokowi) ke Inggris pada April lalu, ada delegasi yang mendampinginya, 100 pebisnis Indonesia dan 300-400 pebisnis Inggris yang berbicara tentang Indonesia berdasarkan potensi dan kemampuan kami untuk mendukung Indonesia dalam perjalanannya. Saya tidak melihat ada perubahan fundamental (karena Brexit)," kata dia.
Sebagaimana diketahui, setelah bersama Uni Eropa selama 43 tahun, hasil referendum yang digelar pada 23 Juni 2016, menunjukkan keunggulan bagi Brexit, atau kelompok yang menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Hingga Jumat siang waktu setempat, 75 persen suara yang masuk dari 30 juta pemilih memperlihatkan Brexit berada pada posisi 52 persen. Angka ini lebih banyak dibanding Remain, yaitu sebutan bagi kampanye yang menginginkan Inggris tetap bersama Uni Eropa, yang hanya sekitar 48 persen.
Hasil referendum Inggris mengejutkan warga Uni Eropa. Untuk pertama kalinya dalam 31 tahun, pasar saham Inggris anjlok, dan mata uang poundsterling melemah. Saham di seluruh Eropa juga bergejolak. Begitu pula saham di Asia.