Tolak Brexit, Skotlandia Siap Minta Pisah dari Inggris
- Reuters/Phil Noble
VIVA.co.id – Menteri Utama Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengatakan referendum kedua di wilayahnya kini sangat mungkin dilakukan setelah Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa (Brexit) lewat referendum. Sebab, Skotlandia sangat tidak setuju dengan pemisahan diri Inggris dari UE, yang berdampak pula bagi mereka.
Walau bagian dari Inggris atau Britania Raya, Skotlandia selama ini menikmati keuntungan sebagai bagian dari Uni Eropa. "Itu (keluarnya Inggris dari UE) sangat tidak demokratis dan tidak dapat diterima. Skotlandia menghadapi prospek karena dikeluarkan dari UE tanpa kehendak kami sendiri," kata Sturgeon seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu 25 Juni 2016.
Ia menegaskan, pemerintah Skotlandia akan mempersiapkan legislasi untuk memungkinkan diadakannya referendum kemerdekaan Skotlandia.
Pada pemberian suara kemarin, jumlah total suara dari Skotlandia yang mendukung agar Inggris tetap berada di UE adalah 62 persen melawan 38 persen yang setuju agar Inggris keluar dari UE. Namun secara keseluruhan Inggris memutuskan untuk 'bercerai' dari UE dengan perolehan suara 52 persen melawan 48 persen.
Manifesto Scottish National Party (SNP) mengatakan, Parlemen Skotlandia harus memiliki hak untuk mengadakan referendum lainnya jika ada perubahan yang signifikan. "Oleh karena itu jelas bahwa referendum kedua harus diadakan," kata Sturgeon.
(ren)