Uni Eropa Bertekad Jaga Kesatuan 27 Negara Tersisa

Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, memberikan pernyataan, Jumat, 24 Juni 2016.
Sumber :
  • REUTERS/Francois Lenoir

VIVA.co.id – Pemimpin Uni Eropa bertekad menjaga persatuan Uni Eropa setelah Inggris memutuskan  ke luar dari blok beranggotakan 28 negara itu. Dengan keluarnya Inggris, kini anggota blok tersebut menjadi 27 negara.

PM Inggris Siapkan Skenario Brexit Berakhir Tanpa Kesepakatan

Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan, tak ada yang perlu disiapkan oleh Uni Eropa atas keputusan anggotanya yang keluar itu. "Sesuatu yang tidak membunuhmu, akan membuatmu kuat," ujar Tusk saat ditanya wartawan.

"Saya ingin meyakinkan kembali pada semua orang, kita akan bersiap untuk seluruh skenario terburuk," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 24 Juni 2016.

Miliarder Ini Tawarkan Solusi Penyelamatan Uni Eropa

Tusk mengatakan tak ada konsekuensi politik yang bisa diprediksi dari hasil referendum tersebut, namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk menunjukkan "reaksi histeris."

"Hari ini, sebagai bagian dari 27 pemimpin negara, saya bisa mengatakan kami bertekad untuk menjaga kesatuan dari 27 anggota," ujarnya menegaskan.

Aneh, Eropa Timur Diselimuti Salju Oranye

Pemimpin Uni Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris David Cameron, dijadwalkan bertemu secara informal untuk membahas bagaimana mengatasi keputusan Inggris.

"Saya menawarkan pada pemimpin negara untuk melakukan pertemuan  27 pemimpin negara anggota. Dan saya juga menawarkan pada mereka, kita bisa memulai perluasan refleksi tentang masa depan Uni Eropa," ujarnya.

Beberapa pejabat Inggris yang memilih Brexit, menyarankan agar London menunda pertemuan tersebut, untuk memberi waktu yang cukup agar pembicaraan informal soal kapan waktu terbaik untuk keluar bisa diputuskan. Namun Tusk segera mengambil sikap tegas. "Semua prosedur penarikan dari Uni Eropa sudah jelas dan disiapkan dalam perjanjian," ujar Tusk.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, akan membuat sejumlah langkah dan pengumuman pada Oktober mendatang. Termasuk pengunduran dirinya di bulan Oktober tersebut.

Ilustrasi tentara Inggris.

Pemerintah Inggris Dituduh Tutupi Kejahatan Perang yang Amat Keji

Dugaan adanya pembunuhan anak-anak dan korban sipil lainnya.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2019