ISIS Buka Cabang di Filipina Selatan

Ilustrasi/Pemimpin Abu Sayyaf di Filipina, Isnilon Hapilon.
Sumber :
  • Youtube

VIVA.co.id – Kelompok militan Asia Tenggara yang mengaku berjuang untuk ISIS (Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam) di Timur Tengah mengaku telah membuka cabang regional di Filipina Selatan. Mereka pun memilih pemimpin yang selama ini jadi buronan Filipina dan Amerika Serikat, Abu Abdullah atau Isnilon Hapilon.

Ogah Bayar 8 Miliar Tebus Sandera 5 WNI, Tentara Mau Gempur Abu Sayyaf

Hapilon diketahui tingga di perbukitan pedalaman Pulau Basilan di wilayah Mindanao, Filipina selatan. Pada April lalu, kelompoknya sukses membantai 18 militer Filipina tewas dan 53 luka-luka dalam serangan terhadap para pengikutnya di sana.

Menurut kantor berita Reuters, Jumat 24 Juni 2016, faksi dari kelompok Abu Sayyaf ini beraliran ultra-radikal. Seorang pejabat intelijen Filipina melaporkan bahwa adanya cabang ISIS di Filipina Selatan didapat melalui sebuah video yang baru-baru diposting di media sosial pekan lalu.

5 WNI Disandera Abu Sayyaf, Minta Ditebus 8 Miliar

"Video ini tidak hanya propaganda, tetapi merupakan ancaman serius. Kita pasti mengharapkan lebih banyak serangan di wilayah ini," kata dia.

Sementara, dalam tayangan selama 20 menit, seorang pejabat keamanan Malaysia telah mengidentifikasi pria yang berada di video tersebut bernama Mohd Rafi Udin. Ia seorang militan Malaysia saat ini di Suriah, dan menyerukan dalam bahasa Melayu.

Penculikan Abu Sayyaf Berulang, Malaysia Tingkatkan Keamanan

"Jika Anda tidak bisa pergi (ke Suriah), maka bergabung dan segeralah berangkat ke Filipina," kata Rafi Udin.

Dalam video tersebut, ia juga mendesak umat Islam untuk bersatu di bawah kepemimpinan Hapilon dari kelompok militan Abu Sayyaf. Namanya ada di daftar Biro Federal Investigasi (FBI) AS paling dicari karena perannya dalam penculikan 17 warga Filipina dan tiga warga Amerika pada 2001.

Ia dihargai US$5 juta. Di video itu pula pria muda dan beberapa anak di seragam militer diperlihatkan membawa dan pelatihan dengan senjata, dan memegang bendera ISIS.

Sebuah bagian dari video menunjukkan beberapa diantaranya terlibat dalam bentrokan senjata di hutan. Tapi itu tidak jelas di mana dan dengan siapa.

Video juga menunjukkan tiga pria tampak sedang dieksekusi. Tapi, lagi-lagi itu tidak jelas di mana dan siapa mereka. Namun, keaslian video dan ketika itu diambil tidak bisa diverifikasi secara independen.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya