Omar Mateen Sering Mengaku Didukung Kelompok Militan
- REUTERS
VIVA.co.id – Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengatakan, Omar Mateen, yang menjadi pelaku penembakan di klub malam Pulse, Orlando, Amerika Serikat beberapa kali mengaku mendapat simpati dan dukungan dari berbagai organisasi ekstremis, termasuk kelompok dari Timur Tengah yang menjadi musuh bebuyutan AS.
Tapi pernyataan Mateen dibantah oleh pihak berwenang AS. Mereka mengatakan tak menemukan hubungan langsung antara kelompok militan ISIS dan Mateen, namun sebelum melakukan pembunuhan, pria keturunan Amerika-Afghanistan itu sempat menelpon 911 dan memberitahu dirinya telah menyatakan sumpah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS.
Mateen, ditembak mati oleh polisi yang menyerang klub tersebut setelah mengepungnya selama tiga jam. Meski Mateen mengaku telah bergabung dengan ISIS, dan kelompok militan itu juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan Mateen, dan menyebutnya sebagai pejuang ISIS, namun FBI membantah itu.
Direktur FBI James Comey mengatakan sejauh ini mereka tak menemukan indikasi bahwa serangan Mateen dilakukan berdasarkan kontrol jarak jauh dari luar AS. FBI juga tak menemukan keterlibatan Mateen dengan jaringan militan apa-pun. "Kami sangat yakin, pembunuh ini adalah korban radikalisasi, mungkin dalam beberapa hal, melalui dunia maya," ujar Comey, seperti diberitakan oleh Reuters, Selasa 14 Juni 2016.
Namun tahun 2013, rekan kerja Mateen pernah dilaporkan oleh rekan kerjanya sendiri karena beberapa kali menyampaikan pernyataan yang mengarah pada isu terorisme. Saat itu, Mateen mengaku memiliki hubungan keluarga dengan al Qaeda, namun ia juga mengaku anggota kelompok Hizbullah Syiah. Ungkapan Marteen ini bertentangan karena kedua kelompok itu saling bermusuhan.
(ren)