Pelaku Penembakan Orlando Marah Lihat Sesama Pria Bermesraan
- REUTERS/Carlo Allegri
VIVA.co.id – Omar Mir Seddique Mateen, warga Amerika Serikat yang juga tersangka penembakan klub gay di Orlando, Florida, AS, telah dikenal oleh Biro Investigasi Federal (FBI) sejak 2013.
Mateen melepaskan tembakan di dalam klub Pulse pada Minggu dini hari waktu setempat. Ini merupakan penembakan paling mematikan dalam sejarah AS.
Seperti diberitakan BBC, Senin, 13 Juni 2016, pejabat FBI mengatakan tersangka berusia 29 tahun yang tewas di tangan aparat polisi itu memiliki kecenderungan terhadap ideologi Islam radikal.
Meskipun tidak jelas apakah serangan ini termasuk kasus terorisme domestik atau internasional. Mateen membuat panggilan darurat 911 tak lama sebelumnya, di mana dia menyatakan kesetiaannya kepada kelompok ISIS.
Kelompok ini kemudian mengatakan bahwa "pejuang" ISIS telah melakukan serangan itu, namun tidak menjelaskan apakah tersangka Mateen terlibat langsung atau hanya terinspirasi terhadap kelompok tersebut.
Sementara itu, sang ayah, Seddique Matten, mengatakan kepada NBC News bahwa serangan itu tidak ada hubungannya dengan agama.
Seddique mengatakan anaknya menjadi sangat marah setelah melihat dua pria berciuman di pusat kota Miami baru-baru ini. Ia juga mengatakan keluarga tidak pernah menyadari bahwa anaknya telah merencanakan serangan.
"Kami kaget seperti yang dialami oleh seluruh negara," ujar Seddique. Mateen lahir di New York, namun telah pindah ke Fort Pierce, sebuah kota yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari Orlando.
Mantan istrinya, Sitora Yusufiy, mengatakan bahwa Mateen sering melakukan kekerasan dan memiliki mental yang tidak stabil. Ia juga sering dipukuli oleh mantan suaminya itu.
"Kondisi mentalnya tidak stabil. Dia sering memukuli saya, contohnya saja ketika cucian saya tidak selesai atau sesuatu hal sepele seperti itu," kata Yusufiy. (ase)