Sengketa LCS dengan Filipina, China Pilih Negosiasi
- REUTERS/Erik De Castro
VIVA.co.id – Kementerian Luar Negeri China sangat menyayangkan langkah yang diambil negara Filipina untuk menyelesaikan masalah sengketa Laut China Selatan dengan jalur pengadilan arbitrase. China berpendapat, permasalahan ini bisa dan harus diselesaikan dengan cara negosiasi tanpa adanya pihak ketiga.
"Sejak inisiasi arbitrase, Filipina telah secara sepihak menutup pintu penyelesaian masalah Laut Cina Selatan dengan China melalui negosiasi, dan berpaling kembali pada konsensus bilateral dengan mengambil serangkaian langkah provokatif yang melanggar hak hukum dan kepentingan China," demikian pernyataan resmi dari Kemenlu China melalui website resminya mfa.gov.cn, Rabu, 8 Juni 2016.
Hal ini kemudian dianggap China telah menyebabkan kerusakan yang dramatis dari hubungan kedua negara serta perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan. "China dengan tegas menentang tindakan sepihak Filipina."
China menegaskan negaranya tidak akan menerima dan berpartisipasi dalam arbitrase tersebut, dan akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa melalui negosiasi bilateral. Mengenai kedaulatan teritorial dan batas maritim, tulis mereka, China tidak pernah menerima jalan apapun untuk penyelesaian dengan melibatkan pihak ketiga, atau cara apapun penyelesaian sengketa yang dikenakan seperti cara tersebut.
"Masalah kedaulatan wilayah yang tidak tunduk pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Berkenaan dengan sengketa batas maritim, China membuat (sesuai dengan Pasal 298 UNCLOS) sebuah pengecualian opsional deklarasi pada tahun 2006, tidak termasuk sengketa mengenai, antara lain, batas maritim dari prosedur penyelesaian sengketa UNCLOS pihak ketiga."
Kemenlu China mengaku sudah berkali-kali mengajukan kepada Filipina agar permasalahan mengenai LCS ini diselesaikan melalui negosiasi namun tidak mendapat respon dari Filipina. Sikap Filipina itu dianggap tidak beralasan karena berpendapat upaya negosiasi tidak akan membuahkan hasil sehingga mereka mengajukan arbitrase.
"Pintu negosiasi bilateral selalu terbuka, China akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan melalui negosiasi atas dasar menghormati fakta-fakta sejarah dan sesuai dengan hukum internasional. China mendesak Filipina untuk segera menghentikan perilaku yang salah dengan mendorong proses arbitrase, dan kembali ke jalan yang benar melalui negosiasi bilateral dengan China."