Perahu Terbalik, Bayi Imigran Tewas Tenggelam
- Marina Militare/Handout
VIVA.co.id – Cerita tentang balita imigran yang tewas tenggelam kini terulang. Setelah Aylan Kurdi, satu bayi ditemukan tewas dalam perahu imigran yang terbalik.
Sebuah foto yang menampilkan gambar petugas penyelamat Jerman yang memeluk bayi imigran yang tewas tenggelam kembali menggugah. Foto tersebut disebarluaskan pada Senin, 30 Mei 2016, oleh organisasi kemanusiaan Sea-Watch, untuk membujuk pihak berwenang di Eropa agar memastikan keselamatan bagi imigran. Penyebaran foto ini dilakukan setelah pekan lalu, ribuan imigran dikhawatirkan tenggelam di Laut Mediterania.
Diberitakan oleh Reuters, Selasa 31 Mei 2016, bayi tersebut, yang diperkirakan belum berusia satu tahun, diambil dari dalam perahu kayu yang terbalik, pada operasi penyelamatan Jumat, 27 Mei 2016. Seorang petugas bernama Martin, mengambil bayi tersebut dari dalam air, membawanya ke perahu, lalu memeluknya erat.
Martin mengaku membutuhkan waktu untuk menenangkan diri saat memeluk bayi tersebut. "Saya bernyanyi untuk menenangkan diri dan memberikan waktu untuk momentum yang menghancurkan hati saya. Enam jam yang lalu, anak ini masih hidup," ujarnya.
Jasad balita ini hanya satu dari ratusan orang yang diperkirakan tewas tenggelam saat sebuah perahu yang ditumpangi imigran terbalik di Laut Mediterania. Perahu tersebut diperkirakan berangkat dari Pantai Libya.
Sebuah kapal Italia membantu menyelamatkan ratusan orang lainnya. Sejauh ini sudah ditemukan 45 jasad penumpang kapal yang terbalik tersebut.
Foto tewasnya bayi tersebut mengingatkan publik pada Aylan Kurdi, seorang balita imigran yang ditemukan tewas terdampar di pantai Turki. Kisah Aylan mengundang simpati dari seluruh dunia dan menggerakkan Uni Eropa untuk memberi kesempatan lebih banyak pada pengungsi dari Timur Tengah.
Sejak tahun 2014, sudah lebih dari 8.000 imigran tewas di Laut Mediterania. Sepanjang tahun 2014 hingga awal 2016, diperkirakan lebih dari satu juta pengungsi asal Timur Tengah membanjiri Eropa. Mereka nekat meninggalkan negara yang porak poranda karena perang untuk mencari kehidupan baru di Eropa.