China Masih Galau Soal Presiden Baru Taiwan
- uk.reuters.com
VIVA.co.id – Taiwan baru saja mengumumkan presiden dan pemerintahan barunya. Namun China masih menolaknya.
Seorang pejabat China mengatakan bahwa 1.3 miliar masyarakat China bersatu dan bertekad untuk tidak membiarkan Taiwan menjadi negara yang mandiri dan merdeka. China telah berulangkali memperingatkan Tsai Ing-wen sebagai Presiden Taiwan dan pemimpin Partai Progresif Demokratik, bahwa akan ada dampak negatif jika Taiwan gagal untuk mengidentifikasi diri sebagai bagian dari China, di bawah prinsip "One China.”
Dalam kampanye pemilihan presiden sebelumnya, Tsai Ing-wen menyatakan, melalui prinsip demokrasi ia akan memperbaiki hubungan dengan Beijing dan mendesak China untuk 'melupakan cerita lama' dan terlibat dalam dialog yang positif.
Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Kamis, 26 mei 2016, dalam pertemuan kelompok perwakilan bisnis Taiwan di Beijing, Zhang Zhijun, perwakilan China untuk Kantor Urusan Taiwan mengatakan bahwa apa pun yang bertentangan dengan prinsip "One China" hanya akan membawa ketegangan dan pergolakan antara hubungan kedua negara.
"Tidak ada masa depan untuk kemerdekaan Taiwan dan tidak ada pilihan untuk masa depan Taiwan, ini adalah kesimpulan dari sejarah. Beberapa orang mengatakan Anda harus memperhatikan opini publik yang luas di Taiwan. Tetapi, Taiwan harus memahami dan mementingkan perasaan 1.37 miliar penduduk China daratan," ujar Zhijun.
Ia menambakan, China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang tersesat, sejak pihak Nasionalis yang dikalahkan melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah perang sipil dengan komunis China yang akan diambil paksa jika diperlukan. China juga tidak mengizinkan diskusi publik, yang membahas pandangan yang menentang gagasan Taiwan sebagai bagian dari China.
Menanggapi komentar Zhijun, salah satu pejabat Kementerian Taiwan yang bertanggung jawab atas hubungan dengan China mengatakan, Presiden Tsai akan berkomitmen untuk memastikan status quo dalam hubungan dengan china, dan akan menjaga perdamaian dan stabilitas.
Taiwan adalah koloni Jepang dari 1895-1945, setelah menguasai pulau dari kekaisaran Cina. Banyak masyarakat Taiwan memiliki pandangan luas yang positif mengenai pemerintahan Jepang. Mereka mengatakan Jepang membawa kemajuan dan perkembangan bagi pulau dan pertanian.
(ren)