Venezuela Tuding Media Barat Ciptakan Opini Negatif
- REUTERS/Jorge Silva
VIVA.co.id – Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys Urbaneja Duran, mengatakan, salah satu perang yang juga dihadapi di negaranya adalah perang opini di media.
Menurutnya, media nasional dan transnasional di Venezuela bekerjasama untuk melakukan upaya yang memberi kesan dan gambaran bahwa Venezuela saat ini sedang dalam kondisi kolaps.
"Media massa di sana di-setting dan menciptakan berita seolah-olah Venezuela sedang berada dalam kondisi chaos dan tak terkendali. Mereka juga menyajikan citra negatif bahwa negara dalam keadaan kudeta, sehingga memerlukan intervensi internasional," ujar Dubes Gladys, di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016.
Ia juga menjelaskan, tiga hari yang lalu Menteri Luar Negeri Venezuela, Delcy Rodriguez melakukan gugatan terhadap surat kabar Washington Post karena selama 30 hari berturut-turut mengeluarkan tiga editorial yang berkaitan dengan Venezuela dan membentuk citra bahwa Venezuela dalam keadaan mengkhawatirkan.
"Perang imperialis pertama dilakukan dengan media. Mereka menciptakan citra negatif suatu negara yang kemudian akan membentuk kekhawatiran internasional. Itulah rekayasa yang mereka lakukan," ujarnya.
Dubes Gladys juga menyayangkan apa yang dilakukan Washington Post karena mereka merupakan koran terkenal dan memiliki oplah besar, baik di Amerika Serikat maupun dunia.
Menurutnya, oposisi dan konglomerat media melakukan rekayasa secara gencar mulai dari Kolombia, Amerika Serikat, Spanyol bahkan sampai ke Indonesia, sehingga berita tersebut memojokkan Venezuela.
Ia juga mengatakan, ada gerakan yang disebut "Meja untuk Kesatuan Demokrasi", yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Nikolas Maduro, yang menurut Dubes Gladys dipilih oleh rakyat Venezuela pada 2013.