Mesir Minta Data Penumpang EgyptAir ke Yunani dan Prancis
- REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
VIVA.co.id – Kejaksaan Agung Mesir secara resmi meminta data penumpang pesawat EgyptAir MS804. Permintaan dilakukan setelah beberapa potongan tubuh korban yang ditemukan telah dibawa ke Kairo untuk tes DNA.
Jaksa Penuntut Umum Mesir, Nabil Sadek meminta Prancis menyerahkan dokumen, audio dan rekaman visual pesawat selama berada di bandara Charles de Gaulle, sampai meninggalkan wilayah udara Prancis. Dia juga meminta pemerintah Yunani untuk menyerahkan transkrip panggilan antara pilot dan petugas kontrol lalu lintas udara Yunani, dan mempertanyakan apakah sebelumnya pilot mengirimkan sinyal tanda bahaya.
Penyidik akan mengambil sampel DNA dari keluarga penumpang dan awak hari ini, Selasa, 26 Mei 2016, untuk menyelidiki dan mengidentifikasi bagian tubuh yang ditemukan sejauh ini. Seorang pejabat keamanan yang melihat beberapa bagian tubuh di kamar mayat Zeinhom, Kairo, mengaku telah melihat kondisi potongan tubuh tersebut.
"Ada cukup bagian tubuh untuk mengisi satu kantong mayat," katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 26 Mei 2016.
Pesawat EgyptAir penerbangan dari Paris ke Kairo menghilang dari layar radar Kamis pagi waktu setempat, setelah memasuki wilayah udara Mesir, di atas perairan Mediterania. Sebanyak 56 penumpang dan 10 awak, diyakini meninggal dunia.
Penyidik Prancis mengatakan sebelumnya pesawat mengirim serangkaian peringatan yang menunjukkan bahwa asap telah terdeteksi di badan pesawat, serta ada kesalahan teknis lain yang terjadi tak lama sebelum menghilang. Namun tidak menunjukkan apa yang menjadi penyebab timbulnya asap.
Namun para pejabat Mesir mengatakan tidak menerima panggilan darurat dari pilot sebelum pesawat itu menghilang. Sementara para pejabat Yunani mengatakan bahwa pilot pesawat dan pengawas udara Yunani sempat berbincang dan terdengar ceria. Dia bahkan sempat mengucapkan terima kasih dalam bahasa Yunani.
Ketika pengawas udara mencoba untuk kembali melakukan panggilan untuk menyerahkan kontrol lalu lintas kepada Mesir, mereka tidak mendapat respons. Pesawat itu kemudian menghilang dari radar.
Tim investigasi Mesir yang dibentuk oleh Departemen Penerbangan Sipil sedang melakukan penyelidikan teknis, bersama dengan tiga pejabat BEA dari Prancis.