Mesir Bantah Yunani Soal Penyebab Jatuhnya EgyptAir
- REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/File Photo
VIVA.co.id – Kepala Operator Layanan Navigasi Udara Mesir, Ehab Azmy membantah informasi yang selama ini beredar bahwa pesawat EgyptAir terbanting di udara dan mengubah ketinggian sebelum hilang dari radar. Menurutnya, pesawat berada di ketinggian normal, yakni 37 ribu kaki (11.280 meter) sebelum jatuh ke perairan Mediterania.
"Fakta ini membantah pernyataan pejabat Yunani yang sebelumnya mengatakan bahwa pesawat tiba-tiba kehilangan ketinggian sebelum menghilang dari radar," ujar Azmy, seperti dikutip dari situs BBC, Selasa, 24 Mei 2016. Ia menambahkan tidak ada masalah dengan pesawat saat memasuki wilayah udara Mesir, yang menghilang hampir satu sampai dua menit setelah memasuki wilayah udara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada surat kabar al-Ahram, Azmy juga membantah laporan telah terjadi kontak antara pilot pesawat dengan pengawas lalu lintas udara Mesir. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos mengatakan pesawat berbelok 90 derajat ke kiri dan membanting dengan putaran 360 derajat ke arah kanan sebelum jatuh.
Ia juga menjelaskan, radar menunjukkan Airbus A320 membuat dua belokan tajam dan jatuh dari ketinggian 25 ribu kaki sebelum terjun ke laut. Para pejabat penerbangan Yunani mengatakan bahwa pengawas lalu lintas udara berbicara dengan pilot ketika memasuki wilayah udara Yunani dan segala sesuatunya tampak normal.
Mereka kemudian mencoba untuk menghubungi pilot lagi pada pukul 02.27 waktu Kairo ketika memasuki wilayah udara Mesir, namun meskipun berulang kali melakukan panggilan, pesawat tidak menanggapi. Ketidaksesuaian pendapat antara Mesir dan Yunani mengenai penyebab kecelakaan pesawat hingga kini belum diketahui.
Mesir telah mengerahkan kapal selam untuk mencari black box EgyptAir. Presiden Abdul Fattah al-Sisi mengatakan, belum ada teori yang bisa menjelaskan apa yang menyebabkan jatuhnya MS804. Ia juga mengatakan semua skenario penyebab jatuhnya pesawat masih sangat mungkin terjadi.