RI Promosi Proyek Infrastruktur Transportasi di Kanada
- KBRI Ottawa
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia tengah gencar mempromosikan proyek—proyek infrastruktur untuk menarik minat investasi asing. Itu sebabnya kantor-kantor perwakilan diplomatik Indonesia di mancanegara kini aktif menggelar ajang-ajang promosi infrastruktur
Salah satunya diselenggarakan awal pekan ini oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di ibu kota Kanada, Ottawa. Dalam rangka mempromosikan produk ekspor, peluang investasi, kerja sama pembangunan infrastruktur, transportasi, energi, pariwisata dan kuliner Indonesia di Kanada, KBRI Ottawa menyelenggarakan Indonesian Festival 2016 (IndoFest 2016) di Ottawa selama 22-23 Mei 2016.
Duta Besar RI untuk Kanada, Dr. Teuku Faizasyah, mengutarakan bahwa penyelenggaraan IndoFest tahun ini cukup unik karena untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar gedung KBRI Ottawa, yakni mengambil tempat di Ottawa City Hall, dan dilaksanakan selama dua hari penuh, dengan mengikutsertakan para pelaku usaha dan bisnis tanah air, serta pemerintah daerah.
“Penyelenggaraan IndoFest diharapkan mampu lebih memperkenalkan dan memperluas pasar produk Indonesia di Kanada, serta menarik investasi dan wisatawan asal Kanada ke Indonesia,” kata Faizasyah, seperti yang dipublikasikan oleh KBRI Ottawa.
Faizasyah juga memberikan penekanan khusus kepada para stakeholder di Kanada tentang kemajuan pembangunan sektor transportasi di Indonesia. Ini memiliki peran yang penting untuk kian mendorong Diplomasi Ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, selain promosi produk ekspor tanah air, IndoFest juga dimanfaatkan untuk melakukan promosi pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia yang dilaksanakan oleh Atase Perhubungan (Athub) RI di Ottawa.
Promosi pembangunan infrastruktur transportasi dilakukan secara langsung melalui tatap muka, maupun melalui media promosi cetak dan audio-visual. Ini dilakukan dalam upaya turut mendukung promosi investasi bidang infrastruktur transportasi Indonesia kepada seluruh pemangku kepentingan di Kanada.
“Inti kebijakan Poros Maritim yang dicanangkan Presiden Joko Widodo adalah konektivitas. Dan hal tersebut hanya dapat diwujudkan dengan terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi di tiga matra, darat, laut dan udara, secara sinergis dan berimbang di sepenjuru nusantara, khususnya di kawasan timur Indonesia” demikian pernyataan Athub RI di Ottawa, Saptandri Widiyanto.
Pembangunan Tiga Matra
Pembangunan infrastruktur transportasi nasional, lanjut Saptandri, diharapkan mampu menjadi gerbang kegiatan perekonomian yang pada gilirannya mampu menyokong kemajuan sektor industri, perdagangan dan pariwisata, serta mendorong pembangunan daerah perbatasan, terpencil, terisolir, serta membantu kecepatan penanganan bencana.
Di matra darat, Pemerintah terus mempererat jalinan kerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat dalam mendorong percepatan integrasi transportasi intermoda, khususnya moda bus, kereta api, dan moda transportasi masal yang terus digiatkan pembangunannya, seperti Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), kereta cepat, dan kereta bandara.
Di matra laut, Pemerintah hendak menempatkan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short shipping / coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya.
Di matra udara, Indonesia saat ini memiliki 237 bandar udara, di mana 30 di antaranya melayani penerbangan Internasional. Berdasarkan Konsep Tatanan Kebandarudaraan Nasional, dalam 5-10 tahun ke depan Pemerintah RI, melalui Kementerian Perhubungan, menargetkan prioritas pembangunan sejumlah bandar udara baru di daerah perbatasan, terpencil, terdalam, rawan bencana, dan daerah dengan potensi ekonomi tinggi, hingga total jumlah Bandar Udara di Indonesia lebih dari 300.
Promosi pembangunan infrastruktur transportasi pada pagelaran IndoFest 2016 ini juga merupakan wujud upaya KBRI Ottawa untuk terus menggalang simpati dan dukungan terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan ICAO Kategori III Periode 2016-2019. Beragam program kegiatan dan upaya penggalangan terus digulirkan di pusat, dimana Kementerian Perhubungan juga berencana untuk menyelenggarakan Pertemuan antar Menteri Perhubungan di Bali akhir Juni 2016, dan dengan memberikan penawaran kerja sama serta pelatihan peningkatan kapasitas bagi negara-negara anggota ICAO.