Dianggap Hoax, Korsel Tolak Tawaran Kerja Sama Militer Korut
- Reuter/KCNA
VIVA.co.id – Korea Selatan menolak proposal dari Korea Utara untuk mengadakan pembicaraan militer. Korsel menganggap tawaran Korut sebagai "serangan perdamaian palsu". Tidak hanya itu, Korea Selatan juga secara resmi menolak hadir dalam pembukaan acara kedua negara dengan alasan Korut tidak memiliki rencana mengakhiri program nuklir mereka.
Dilansir dari laman Reuters, Senin, 23 Mei 2016, proposal dari Korut untuk mengatasi ketegangan di semenanjung Korea itu kembali diajukan Kim Jong Un pada saat acara kongres partai yang diadakan bulan ini. Korea Utara mengatakan, dialog antara pejabat militer dari kedua belah pihak sangat dibutuhkan untuk mengurangi ketegangan, dan menyarankan melakukannya pada akhir Mei atau awal Juni.
Kendati demikian, Korea Selatan mengatakan tawaran itu tidak tulus. "Dialog yang diusulkan oleh Korut tidak menyebutkan mengenai program nuklir mereka yang merupakan masalah mendasar bagi perdamaian di semenanjung Korea dan hubungan Utara-Selatan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Moon Sang-Gyun.
Ia menegaskan, mengajukan proposal tanpa adanya aspek denuklirisasi adalah sebuah perdamaian palsu dan tidak tulus. Moon menjelaskan, negaranya telah mengirimkan pesan militer mengungkapkan penyesalan terhadap proposal negara yang dipimpin Kim Jong Un itu dan meminta untuk menyatakan posisinya pada denuklirisasi.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan politik dengan Korea Utara, mengatakan niat Pyongyang itu kemungkinan untuk menabur perselisihan di antara masyarakat di Selatan dan menciptakan keretakan pada komitmen internasional dalam pemberian sanksi ke Korut.
"Saya ulangi: Sekarang bukan waktu untuk dialog," kata juru bicara kementerian Cheong Joon-hee.
Bulan ini, pada kongres pertama Partai Pekerja Korea Utara, Kim menyatakan negaranya sebagai negara senjata nuklir dan bersumpah untuk menekan program pengembangan nuklir, yang dianggapnya sebagai pertahanan negara.