Sebelum ke Rusia, Jokowi Tularkan 'Ilmu Blusukan' di Korsel
- VIVA.co.id/KBRI Seoul
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninggalkan Seoul, Korea Selatan, pagi ini menuju Kota Sochi, Rusia. Sebelum meninggalkan Korsel, Presiden sempat memberi kuliah umum di Ajou University.
Sebagai kegiatan terakhirnya, Presiden menjadi pembicara di depan 600 civitas akademika dan kalangan umum yang hadir. Dalam pidatonya, Jokowi menekankan bahwa perjalanan karirnya tidak terlepas dari unsur jalan-jalan atau blusukan yang diterjemahkan sebagai "management by walking around."
Pria nomor satu di Indonesia itu menjelaskan, tantangan pertama saat menjadi Walikota Solo adalah mengatasi perdagang kaki lima yang memacetkan jalan. Ketika semua staf angkat tangan, maka Jokowi mulai turun blusukan untuk mendengar.
Setelah puluhan kali mendengar akhirnya semua masalah bisa dibereskan tanpa hiruk-pikuk. Hal yang sama juga terjadi saat menjadi Gubernur DKI, kegiatan blusukan pun menjadi hal rutin untuk membangun.
Dengan mendengarkan banyak pihak maka solusi dapat diraih. Jokowi menegaskan dirinya tidak segan-segan untuk turun langsung mengecek gorong-gorong.
"Blusukan dan ilmu mendengar itu sangat penting. Dengan banyak mendengar maka kita akan tahu masalah nyata yang terjadi dalam masyarakat. Di situlah kita bisa mengambil kebijakan yang tepat. Bahkan, kalau boleh jujur, sebagian pemecahan masalah itu datang dari masyarakat, bukan dari saya," ujar Jokowi, seperti yang dipublikasikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Rabu 18 Mei 2016.
Jokowi meninggalkan Seoul setelah melakukan kunjungan pertama kalinya ke Korea Selatan. Dalam kunjungan ini, ia bertemu dengan 1.300 diaspora, temu bisnis dengan rencana investasi senilai US$18 miliar, temu bilateral dengan Presiden Korsel Park Geun-hye, meluncurkan aplikasi m-KBRI Seoul, serta menjadi pembicara di depan civitas akademika.
(ren)