Paus Fransiskus Kritik 'Kolonialisme Budaya' ala Barat
- www.radiovaticana.va
VIVA.co.id – Paus Francis mengkritik negara-negara Barat yang mencoba untuk memasukkan sistem demokrasi negara mereka ke Irak dan Libya, tanpa menghormati budaya politik pribumi.
Ia juga seringkali menyebut adanya "kolonialisme budaya" di mana negara-negara Barat berusaha untuk memaksakan nilai-nilai mereka kepada negara tertentu dengan imbalan bantuan keuangan.
Paus mengatakan bahwa adanya "perkampungan" migran merupakan kesalahan dalam memerangi terorisme. Seharusnya, lanjut dia, justru Eropa harus membuka diri dan bersikap arif dalam menerima para migran.
"Eropa harus lebih mengintegrasikan migran dan memuji pemilihan Walikota baru di London, Inggris. Kita harus mempertanyakan upaya Barat untuk memasukkan demokrasi mereka ke negara-negara seperti Irak atau Libya. Kita tidak bisa maju tanpa memperhitungkan dan melibatkan budaya setempat," ujar Paus, seperti dikutip dari situs Reuters, Selasa 17 Mei 2016.
Sepuluh hari yang lalu, Paus mengecam Eropa atas respons yang tidak memadai terhadap masuknya migran yang lari dari "rumahnya" akibat perang dan kemiskinan di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Ia mendesak Eropa untuk "meruntuhkan tembok" yang dibangun untuk mencegah arus kedatangan pengungsi (migran) dan membuat sosial ekonomi radikal baru karena dinilai tebang pilih dalam melayani semua orang.
Sambil mengingat memori pendiri integrasi Uni Eropa usai Perang Dunia II, Paus mengatakan bahwa saat itu mereka terinspirasi karena "berani mengubah keadaan secara radikal", yang telah menyebabkan perang.