Demonstrasi Massal Lumpuhkan Ibu Kota Afghanistan
- REUTERS/Ahmad Masood
VIVA.co.id – Ribuan anggota etnis minoritas Hazara di Afghanistan berunjuk rasa dan menutup jalan-jalan di pusat kota Kabul. Mereka berdemo atas proyek saluran listrik yang bernilai jutaan dolar. Para demonstran menuntut agar pemerintah mengubah rute untuk saluran transmisi 500 kv yang menghubungkan Turkmenistan dan Kabul, agar melewati dua provinsi yang ditempati oleh populasi besar Hazara.
Para demonstran juga mengingatkan potensi kekerasan yang akan timbul dan menggarisbawahi ketegangan politik yang dihadapi pemerintahan Ashraf Ghani. Namun pihak pemerintah menolak mengubah saluran transmisi karena akan menelan biaya yang lebih besar dan memperlambat proyek hingga bertahun-tahun.
Merasa aspirasi mereka diabaikan, Hazara menggelar demo besar-besaran. Pihak berwenang Afghanistan akhirnya memblokir seluruh akses ke istana presiden, karena khawatir akan terulangnya kekerasan tahun lalu ketika para demonstran mencoba untuk merobohkan dinding istana.
Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Senin, 16 Mei 2016, pemimpin Hazara, termasuk anggota senior pemerintah mengatakan, rute yang dipilih untuk saluran transmisi mendiskriminasikan orang-orang mereka. Presiden Ashraf Ghani dan perusahaan listrik nasional DABS menyangkalnya. Menurut mereka, hanya sekitar 30 persen dari Afghanistan yang terhubung dengan listrik.
Saluran transmisi yang dimaksudkan untuk memberikan pasokan listrik yang aman untuk 10 provinsi, merupakan bagian dari proyek pemerintah Afghanistan yang lebih luas dan didukung oleh Bank Pembangunan Asia. Proyek ini akan menghubungkan Asia Tengah yang kaya energi seperti Turkmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan dengan Afghanistan dan Pakistan.
Di bawah rencana terbaru yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, saluran transmisi akan melewati stasiun converter di kota utara Pul-e-Khumri melalui pegunungan Salang ke Kabul. Namun para demonstran ingin versi sebelumnya dari rencana yang lebih panjang dari Pul-e-Khumri, yaitu melalui provinsi Bamiyan dan Wardak di sebelah barat Kabul, sehingga warga di dua provinsi itu juga bisa menikmati pasokan listrik yang cukup. Namun bagi pemerintah, mengalihkan rute akan menambah biaya hingga puluhan juta dolar dan menunda proyek hingga tiga tahun.
Etnis Hazara yang terdiri dari kaum Muslim Syiah, telah lama menghadapi penganiayaan. Tetapi mereka telah teroganisir secara politik dengan baik dan diperkirakan ribuan demonstran akan turun ke jalan. November lalu terjadi pembunuhan terhadap sekelompok orang Hazara akibat melakukan demonstrasi anti-pemerintah terbesar di Kabul dalam bertahun-tahun.
(ren)