PBB Minta Negara Maju Berbagi Tanggung Jawab Urus Pengungsi
- REUTERS/Marko Djurica
VIVA.co.id – PBB berencana untuk memukimkan kembali setidaknya 10 persen pengungsi per tahun. Badan dunia itu juga akan memberikan tekanan pada internasional untuk membuka pintu mereka bagi korban perang yang melarikan diri dari negara asalnya.
Dilansir dari laman Arab News, Selasa, 10 Mei 2016, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon telah mengajukan proposal untuk kerja sama dan tanggung jawab global untuk mengatasi krisis 60 juta pengungsi dan orang terlantar di seluruh dunia. PBB berharap bahwa kesepakatan baru akan mengangkat beban pada negara-negara berkembang dalam krisis pengungsi yang dipicu oleh perang lima tahun di Suriah dan konflik lainnya.
"Dengan berbagi tanggung jawab yang adil, tidak akan ada krisis bagi negara-negara tuan rumah. Kita mampu untuk membantu, dan kita tahu apa yang perlu kita lakukan. Tetapi terkadang kita terlalu sering takut dan tidak peduli untuk melakukannya," katanya.
Lebih dari 184.000 migran telah tiba di Eropa melalui laut tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dari hampir 49.000 selama periode empat bulan yang sama tahun lalu. Kekompakan global menghadapi pengungsi diharapkan bisa diadopsi saat pertemuan puncak PBB pada 19 September mendatang, yang kemudian diikuti dengan konferensi penjaminan Amerika Serikat. Presiden Barack Obama akan menjadi tuan rumah konferensi tersebut.
Konferensi akan diadakan di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB. Konferensi ini bertujuan untuk meminta negara-negara maju agar mengumumkan jumlah pengungsi yang bisa mereka terima serta dukungan lainnya yang dapat mereka tawarkan.
Amnesty International menyatakan, rencana itu bisa melibatkan pengaturan untuk berbagi beban yang akan mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsi dan mengurangi pencari suaka yang membuat perjalanan berbahaya di laut.
"Rencana PBB bisa menjadi game-changer. Para pemimpin dunia tidak bisa terus meluncur dari krisis ke krisis, tawar-menawar angka (penerimaan pengungsi) dan mengutak-atik peraturan sementara bagian dunia lain sedang terbakar, yang menyebabkan negara-negara berkembang menjadi tuan rumah bagi 86 persen pengungsi di dunia," kata Sherif Elsayed-Ali, wakil direktur isu-isu global di Amnesty International.
(mus)