Mantan Kurator Bongkar Kecurangan Facebook
- REUTERS/Dado Ruvic
VIVA.co.id – Seorang mantan kurator Facebook mengungkapkan kecurangan yang dilakukan oleh media sosial besar tersebut. Mantan kurator yang tak bersedia mengungkapkan jati dirinya tersebut menyampaikan curahannya melalui Gizmodo, sebuah blog yang rutin membahas informasi tentang sains dan teknologi.
Ia mengaku bertugas di bagian Trending Topic Facebook, dan menjelaskan dengan rinci mengenai bagaimana berita-berita tentang Partai Konservatif Amerika Serikat sering ditutupi dan tidak dijadikan sebagai berita utama di media sosial tersebut.
Dilansir dari laman Sputnik, Selasa, 10 Mei 2016, mantan pekerja itu mengatakan berita-berita mengenai partai tersebut termasuk acara CPAC (Conservative Political Action Conference), Mitt Romney, ataupun Rand Paul sering dicegah untuk masuk ke dalam berita yang akan dipublikasikan.
"Berita-berita akan masuk blacklist,tergantung siapa yang sedang bekerja saat itu. Ketika saya sedang bekerja dalam suatu shift, saya menyadari berita soal CPAC, atau Mitt Romney, Glenn Black dan berita soal (partai) konservatif lainnya tidak akan menjadi Trending Topic karena kurator tidak menyadari hal itu atau memang ada bias terhadap Ted Cruz," kata dia yang mengklaim dirinya sebagai pengikut konservatif.
Walaupun Facebook menyatakan diri sebagai pihak netral, mantan kurator ini yakin bahwa Facebook bersikap 'dingin' terhadap berita-berita konservatif. "Ini jelas sangat bias, kami melakukannya secara subjektif. Tergantung pada siapa kuratornya dan hari atau jam berapa berita itu ada," kata dia.
Tidak hanya itu, masalah lainnya muncul terkait dengan penggunaan tagar (#) dalam berita mengenai Black Lives Matter yang diusung oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg pada bulan Febuari.
"Facebook mendapat tekanan jika tidak memiliki Trending Topic mengenai Black Lives Matter. Mereka sadar ini adalah sebuah masalah dan menekankan untuk dimasukan ke dalam daftar berita yang akan tayang," ujarnya.
Black Lives Matter adalah sebuah gerakan internasional yang berisikan kelompok Afro-Amerika. Kelompok ini melakukan kampanye menentang kekerasan pada mereka yang berkulit hitam.