Skandal Petrobras, Kejagung Ingin Selidiki Presiden Brasil
- REUTERS/Joedson Alves
VIVA.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) Brasil meminta Mahkamah Agung (MA) untuk membuka penyelidikan terhadap Presiden Dilma Rousseff, yang diduga menghalangi penyelidikan korupsi besar-besaran di perusahaan minyak negara, Petrobras.
Permintaan tersebut akan dianalisis oleh MA, berdasarkan rekaman panggilan telepon antara Rousseff dan mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang bersifat rahasia.
Surat kabar Estado de S.Paulo, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters, Rabu, 4 Mei 2016, melaporkan bahwa Jaksa Agung Rodrigo Janot telah mendakwa Lula da Silva karena berpartisipasi dalam skema untuk menghentikan mantan CEO Petrobras, Nestor Cervero, dari penyelidikan.
Mahkamah Agung mengonfirmasi bahwa pada Selasa waktu setempat Jaksa Janot meminta Lula dan sejumlah menteri Kabinet Rousseff untuk secara resmi diselidiki. Termasuk Kepala Staf Kepresidenan Jaques Wagner, menteri yang bertanggungjawab bidang legislatif Ricardo Berzoini dan juru bicara Rousseff, Edinho Silva.
Permintaan Janot tersebut menumbuhkan komentar secara luas, karena banyaknya politisi senior yang diduga menerima siap dari skandal korupsi Petrobras.
Jaksa Janot memperluas penyelidikannya berdasarkan kesaksian Senator Delcidio do Amaral, yang memutuskan untuk bekerjasama dalam penyelidikan, agar menerima hukuman yang lebih ringan.
Pengadilan telah menyelidiki sekitar 50 politisi, termasuk para pemimpin dari kedua majelis kongres.
Puluhan pejabat juga beberapa waktu lalu didakwa menggunakan uang Petrobras untuk menyuap politisi, dan menimbulkan skandal terbesar yang memicu krisis politik di Brasil dalam beberapa dekade terakhir.
Presiden Rousseff, kemungkinan besar akan digulingkan dari kursi presiden akhir bulan ini, atas tuduhan korupsi.
Penyelidikan atas Rousseff dan Lula da Silva, bisa mencoreng nama baik pemerintahan Partai Buruh selama lebih dari satu dekade, yang telah mengurangi kemiskinan di negara tersebut.
Laporan: Dinia Adrianjara
(ren)