Kisah ABK WNI Selama Disandera Abu Sayyaf
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Salah satu korban sandera kelompok Abu Sayyaf, ABK Peter Barahama, yang bekerja sebagai nakhoda kapal, mengaku selama disandera ia dan sembilan rekannya diperlakukan dengan baik oleh kelompok bersenjata itu. Ia juga mengaku menjalani kehidupan dengan cara yang sama dengan apa yang dijalani oleh anggota Abu Sayyaf.
"Kami tidur di atas daun kelapa di bawah langit bersama dengan mereka. Kami makan apa yang mereka makan. Tidur di tanah, ya juga ikut tidur," kata Peter, yang ditemui di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.
Selama disandera, ia dan teman-temannya sempat dipindahkan beberapa kali untuk menghindari operasi militer yang dilakukan militer Filipina.
"Itu dilakukan demi keamanan kami untuk menghindari operasi militer. Mereka tidak mau melakukan perlawanan karena ada kami. Mereka takut terjadi apa-apa dengan kami," kata pria asal Sulawesi Utara itu.
Peter juga tidak merasa pernah diancam atau disakiti selama disandera. "Kalau pun sakit hanya seperti kurang makan, telat makan dan gatal-gatal. Mungkin maksud mereka seperti itu agar kami cepat ditebus. Tekanan seperti ultimatum ke kami juga hanya bercanda saja," kata Peter.
Dikarenakan pelaku menggunakan masker wajah, maka Peter mengaku tidak melihat atau mengenali setiap anggota ektremis itu.
Namun, Peter bisa memastikan bahwa mereka benar adalah kelompok Abu Sayyaf. Sebab, mereka mengaku sebagai kelompok tersebut ketika melakukan penyanderaan awal. (ase)