Kasus Pembantaian, Orang Dekat Presiden Meksiko Disorot
- Reuters/ Tomas Bravo
VIVA.co.id – Lembaga Hukum Meksiko tengah menyelidiki kasus kunci pembantaian 43 mahasiswa keguruan pada 2014. Penyelidikan ini merupakan perkembangan terbaru dalam kasus yang mengguncang negara itu.
Menurut situs Reuters, Jumat, 29 April 2016, penyelidikan terhadap pejabat, termasuk Tomas Zeron yang menjabat kepala Badan Investigasi Kriminal Jaksa Agung, dipicu oleh laporan panel ahli yang mempertanyakan penemuan fragmen tulang hangus yang ditemukan di sebuah sungai sebagai tempat kejadian perkara (TKP).
Fragmen ini merupakan salah satu bukti yang ditemukan dan berhasil teridentifikasi sebagai salah satu mayat dari 43 korban yang dibantai.
Bukti tersebut juga menguatkan dugaan bahwa para korban benar dibunuh oleh geng narkoba, dibakar, lalu dibuang ke sungai.
Saat ini, Zeron tengah menjadi sorotan ketika tim pakar internasional menampilkan video dan fotonya saat berada di tempat di mana tulang korban ditemukan.
Keberadaannya sehari sebelum penemuan resmi diungkapkan. Namun, tidak ada laporan tentang kunjungan Zeron.
Sementara itu, pihak kantor Kejaksaan Agung Meksiko belum merespons laporan tersebut. Menanggapi laporan panel internasional, Zeron menyatakan penyelidikannya legal dan didampingi oleh perwakilan kantor Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sayangnya, Zeron tidak menjelaskan mengapa perjalanannya menuju TKP tidak resmi didokumentasikan.
Namun, kantor HAM PBB di Meksiko menampik pernyataan Zeron. Dalam pernyataannya, kantor HAM PBB menyatakan tidak terlibat, dan terdapat keganjilan karena disebut-sebut dalam penyelidikan yang dilaksanakan kantor kejagung.
Zeron dipandang dekat dengan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan memiliki peran utama dalam penangkapan gembong narkoba Meksiko yang paling dicari pada 2014, Joaquin "El Chapo" Guzman.
Namun, Guzman sempat melarikan diri dari penjara pada 2015, meski kemudian ditangkap kembali pada Januari 2016.
Laporan: Dinia Adrianjara