Rusia Tolak Ikut Campur Sengketa Laut China Selatan

Scarborough Shoal, salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Planet Labs/Handout via Reuters

VIVA.co.id – Rusia menegaskan posisinya menghadapi hangatnya sengketa Laut China Selatan. Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu memilih bersikap netral.

Filipina Bersiap Hadapi Konflik Bersenjata di Tengah Meningkatnya Agresi Tiongkok

Isu sengketa Laut China Selatan saat ini terus meningkat ketegangannya. Situasi memanas di antara negara pengklaim seperti China, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia.

"Pada persoalan ini Rusia tidak membela siapa pun. Kami bersikap netral dan memilih tidak membela siapa pun," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Y Galuzin, Kamis, 28 April 2016 di kediamannya di Jakarta.

Ini Cara Pemerintah Perkuat Pertahanan Laut Natuna Utara dari Ancaman Militer Asing

Ia menegaskan, negara Rusia berharap agar rekan-rekannya di kawasan Asia itu bisa cepat menyelesaikan isu sengketa dan perebutan masalah ini. Kami, ujar Galuzin, yakin semua negara tersebut bisa secara bijak mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

"Kami yakin semua negara terkait bisa bertanggungjawab memberikan jalan keluar terbaik," ucap dia.

Panglima Koarmada I: Jumlah Pelanggaran Kapal Asing di Laut China Selatan Menurun

Di samping itu Galuzin menambahkan, Rusia berpandangan bahwa tidak semestinya bagi negara lain yang tak berurusan malah ikut campur di dalam masalah kawasan ini. "Yang kami lakukan adalah mengekspresikan dukungan kami untuk China dan negara lainnya untuk mengimplementasikan hukum laut internasional," katanya.

Laut China Selatan.

Taktik Agresif Tiongkok di Perbatasan: Ancam Stabilitas Regional Demi Keuntungan Teritorial

Saat ini, Tiongkok terlibat dalam 17 sengketa teritorial dengan negara-negara tetangganya, dengan sedikitnya 7 sengketa terkait wilayah.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2024