Warga Kanada Tewas Dipenggal, Presiden Filipina Marah Besar
- REUTERS/Cheryl Ravelo
VIVA.co.id – Presiden Filipina Benigno Aquino III bersumpah untuk melancarkan serangan militer besar-besaran yang ditujukan untuk "menetralkan" kelompok militan Abu Sayyaf lantaran telah memenggal kepala sandera, John Ridsdel (68), warga negara Kanada serta menyandera lebih dari 20 warga asing, termasuk Indonesia.
"Mereka (Abu Sayyaf) telah memilih korban yang diharapkan (untuk dipenggal). Tapi, saat ini yang menjadi prioritas kami adalah menetralkan (membasmi) aktivitas kriminal dari ASG (Abu Sayyaf Gorup)," kata Aquino, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari situs Manilatimes, Rabu, 27 April 2016.
Menurutnya, pembunuhan sadis itu dimaksudkan untuk meneror seluruh warga Filipina. Namun, lanjut Aquino, hal itu sebuah kesalahan besar.
"Mereka pikir bisa menanamkan rasa takut? Tidak! Sebaliknya, mereka telah membangkitkan rasa nasionalisme dan memastikan keadilan dijatuhkan," ungkapnya, menegaskan.
Selain itu, pihaknya selalu terbuka untuk pembicaraan dengan orang-orang yang menginginkan perdamaian. Tetapi tidak bagi pelaku kriminal dan terorisme. "Siapa pun mereka yang melakukan kekejaman dan brutal sama saja mengundang negara untuk bertindak tegas," ujar Aquino.
Abu Sayyaf kini dipimpin Radullan Sashiron, yang bersumpah setia pada kelompok ISIS, masih menyandera lebih dari 20 warga asing. Selain seorang warga Kanada dan Norwegia, mereka juga menahan 18 pelaut Indonesia dan Malaysia yang diculik bulan lalu.