Video Detik-detik Bom Bunuh Diri Beredar, Prancis Marah
- Reuters
VIVA.co.id – Video yang menunjukkan seorang militan ISIS meledakkan dirinya pada serangan di Paris November lalu beredar. Rekaman CCTV tersebut menunjukkan adegan ketika Brahim Abdeslam meledakkan bom bunuh diri di kafe Comptoir Voltaire. Video ini telah menimbulkan reaksi kemarahan di media sosial dari warga Prancis, namun pernyataan resmi dari pihak regulator siaran Prancis belum dikeluarkan.
Video tersebut disiarkan dalam program Zona Interdite (Forbidden Zone) yang tayang selama 90 menit pada hari Minggu pekan lalu. Program tersebut menayangkan peristiwa terkini di saluran independen M6. Namun, M6 belum mengonfirmasi bagaimana pihaknya memperoleh rekaman CCTV tersebut. Namun menurut BBC, Rabu, 27 April 2016, Daily Mail telah membeli video CCTV dari kafe lain seharga 50.000 euro.
Brahim Abdeslam adalah kakak dari Salah Abdeslam. Salah saat ini dipenjara di Belgia. Dalam video tersebut, Brahim terlihat di dalam Comptoir Voltaire mengenakan jaket hitam. Dia berjalan di antara meja-meja, di mana orang-orang tengah duduk menikmati santapan restoran. Beberapa waktu kemudian, Brahim terlihat sedikit menundukan kepalanya dan menutup wajah menggunakan tangan kirinya. Dalam frame berikutnya, bom meledak.
Wajah orang-orang yang berada di kafe tersebut telah diburamkan. Diketahui, beberapa dari mereka terluka, tetapi tidak ada yang meninggal di Comptoir Voltaire. Di tempat lain yang juga menjadi lokasi serangan, pada malam itu, 130 orang tewas.
Dua juta orang yang melihat program itu di televisi dan media sosial membicarakan berbagai reaksi. Beberapa orang mengatakan video tersebut terlalu ngeri untuk ditonton.
Namun dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Journal du Dimanche, Christophe Hulu, seorang ahli dokumenter mengatakan, "Video ini ditujukkan agar orang melihat sejauh mana kekerasan yang saat ini terjadi. Selain itu saya juga harus mengimbangi antara kekerasan yang terjadi dan menghormati keluarga korban, juga pemirsa TV."
Perdebatan terus terjadi di Prancis mengenai tayangan video serangan bom bunuh diri itu. Kritikus mengatakan, tayangan CCTV tersebut hanya akan memuaskan kelompok teroris yang menginginkan perhatian media dan masyarakat dunia. Bruce Hoffmann mengatakan, tujuan teroris bukan hanya untuk membunuh, tetapi juga menciptakan kekuatan melalui publikasi di media massa.
Laporan : Dinia Adrianjara