Dua Tahun, 43 Mahasiswa Meksiko yang Hilang Makin Tak Jelas

Foto 43 mahasiswa Meksiko yang diculik.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Sebuah panel ahli internasional, menuduh pemerintah Meksiko merusak penyelidikan mereka terhadap nasib 43 mahasiswa kampus keguruan yang dibantai pada tahun 2014. Insiden ini merupakan kasus hak asasi manusia yang paling terkenal di Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.

Agen Pemburu El Chapo Bongkar Fakta, Militer Amerika Jadi Beking Kartel Meksiko

Kelompok peneliti independen itu mengatakan blokade pemerintah menghentikan mereka  mencapai kebenaran karena mereka diminta untuk menghentikan pekerjaannya dan mempersiapkan diri untuk meninggalkan Meksiko. Mereka menjelaskan, Kantor Kejaksaan Agung tidak mengizinkan mereka untuk mewawancara terduga ataupun memperoleh informasi lainnya.

"Hambatan mendapatkan bukti yang dapat digunakan untuk mengetahui jalur kemungkinan investigasi, diputuskan untuk dihentikan," kata para ahli seperti dilansir dari laman Reuters, Senin, 25 April 2016.

Kartel Narkoba Pakai TikTok untuk Rekrut Penyelundup

Kasus ini telah menarik perhatian internasional dan menimbulkan protes serta kemarahan di Meksiko, di mana kekerasan telah melonjak dalam perang narkoba selama satu dekade. Pelanggaran hukum di negara bagian itu telah menodai reputasi Presiden Enrique Pena Nieto.

"Kami merasa bahwa sejak bulan Januari ada seseorang yang memberikan instruksi untuk menghentikan segalanya," kata salah satu ahli, Angela Buitrago.

Ngeri, Kartel Narkoba Meksiko Jatuhkan Bom via Drone ke Markas Lawan

Pemerintah Meksiko mengatakan, akhir tahun 2014, polisi menyerahkan guru-guru yang masih dalam tahap pelatihan itu ke antek geng narkoba. Mereka kemudian dibakar di tempat pembuangan sampah di Guerrero. Namun, para ahli mengatakan teori pembakaran tersebut tidak mungkin secara ilmiah karena membutuhkan panas api yang sangat tinggi untuk bisa membakar manusia hingga menjadi abu. Mereka juga mempertanyakan laporan mengenai penemuan fragmen tulang manusia oleh tim dari pemerintah.

Namun penyelidikan tak pernah sampai tuntas. Pena Nieto melalui akun Twitter resminya malah mengucapkan terima kasih kepada para ahli. Dia mengatakan, kantor Jaksa Agung akan menganalisis laporan mereka. "Dengan keterbukaan, tanggung jawab dan kepatuhan terhadap hukum, (kantor kejaksaan) akan tetap bekerja sehingga ada keadilan," katanya.

Dalam sebuah pernyataan, pejabat yang memimpin investigasi bagi Kantor Kejaksaan Agung mengatakan pemerintah telah mengadakan sejumlah pertemuan dengan para ahli dan telah memenuhi banyak permintaan informasi untuk mereka. "Kantor Kejaksaan Agung menawarkan akses informasi penuh bagi para ahli," kata wakil Jaksa Agung untuk Hak Asasi Manusia.

September 2014, 43 mahasiswa kampus keguruan di Meksiko dikabarkan hilang. Mereka, yang berada dalam satu bus, dikabarkan dicegat dijalan oleh pihak keamanan. Puluhan mahasiswa tersebut dalam perjalanan pulang usai melakukan demonstrasi di Iguala, sebuah negara bagian. Hampir dua tahun setelah hilangnya 43 mahasiswa tersebut, hingga kini tak ada kabar yang jelas, bagaimana kondisi mereka. Namun 43 mahasiswa itu diyakini sudah meninggal dunia.

Kartel Meksiko Kirim Ancaman dengan Mayat Dibungkus Lakban

Merinding, Kartel Meksiko Kirim Ancaman dengan Mayat Dibungkus Lakban

Aksi sadis dilakukan kartel narkoba Meksiko untuk menyampaikan pesan mengerikan kepada lawan dan aparat kepolisian setempat. Kartel itu mengirim mayat dengan lakban.

img_title
VIVA.co.id
13 Juli 2023