Angka Bunuh Diri di Amerika Serikat Naik Tajam
- U-Report
VIVA.co.id – The Centers for Disease Control and Prevention (Lembaga Pengontrol dan Pencegahan Penyakit Menular/CDC), Amerika Serikat, melaporkan terjadinya kenaikan angka bunuh diri yang cukup tajam. Menurut CDC, pelaku terbanyak adalah warga kulit putih.
Pada Jumat, 22 April 2016, lembaga ini melaporkan, angka bunuh diri di kalangan warga AS dilakukan oleh 13 per 100.000 orang, tertinggi sejak tahun 1986. Menurut CDC, seperti diberitakan oleh BBC, Sabtu, 23 April 2016, tingkat bunuh diri secara keseluruhan sejak 1999 hingga 2014 naik 24 persen. Dari tingginya pelaku bunuh diri, 43 persen di antaranya adalah pria kulit putih yang berusia antara 45 hingga 64 tahun. Sementara untuk kelompok perempuan di usia yang sama, angkanya menjadi 63 persen.
Pada tahun 2014, lebih dari 14.000 orang kulit putih berusia setengah baya melakukan bunuh diri. Angka itu dua kali lipat angka bunuh diri gabungan total untuk semua orang kulit hitam, Hispanik, Asia, Kepulauan Pasifik, Indian Amerika, dan Alaska Pribumi yang ada di Amerika Serikat. Tingkat bunuh diri terendah ada pada dua kelompok masyarakat, yaitu laki-laki kulit hitam dan semua orang di atas usia 75 tahun.
CDC tidak memberikan ulasan lebih lanjut, mengapa sampai terjadi lonjakan kenaikan bunuh diri yang tajam. Namun, para ahli lain menduga, peningkatan penyalahgunaan resep dan penurunan keuangan yang dimulai pada tahun 2008 sebagai faktor pemicunya.
Laporan itu tidak menghubungkan bunuh diri dengan tingkat pendidikan atau pendapatan. Tetapi penelitian sebelumnya menemukan meningkatnya angka bunuh diri di kalangan orang kulit putih tanpa gelar universitas.
"Ini adalah bagian dari pola yang muncul lebih besar dari bukti hubungan antara kemiskinan, keputusasaan dan kesehatan," ujar Robert D Putnam, seorang profesor kebijakan publik di Harvard, mengatakan kepada New York Times seperti dikutip oleh BBC.
(mus)