Seorang Pelaku Bom di Belgia Ternyata Penjaga Penjara ISIS
- Reuters/Francois Lenoir
VIVA.co.id – Najim Laachraoui, salah satu pembom Bandara Brussels, telah diidentifikasi oleh beberapa orang Perancis – yang pernah disandera oleh kelompok militan ISIS (Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam) – sebagai salah satu mantan penjaga penjara mereka.
Menurut salah satu sumber, empat wartawan Prancis yang sebelumnya diculik dan ditahan di Suriah 2013-2014 telah mengidentifikasi penjaga yang dikenal sebagai Abu Idris.
Sebuah sumber yang dekat dengan kelompok penyidik mengatakan, salah satu wartawan, Nicolas Henin, telah resmi mengidentifikasi Abu Idris sebagai Najim Laachraoui. Pengacara Henin, Marie-Laure Ingouf membenarkan laporan di surat kabar Perancis. "Saya bisa mengkonfirmasi bahwa ia adalah kepala penjara dari klien saya," kata Ms Ingouf, seperti dikutip dari ABC, Jumat, 22 April 2016.
Jaksa Belgia mengatakan Laachraoui melakukan perjalanan ke Suriah pada bulan Februari 2013 hingga akhirnya bergabung dengan militan ISIS. Tidak ada jejak lebih lanjut dari pria dengan warga negara Belgia ini, sampai ia terdaftar menggunakan nama palsu di perbatasan antara Austria dan Hungaria, pada September 2015.
Laachraoui, 24, adalah salah satu dari dua pembom bunuh diri yang melanda bandara Brussels pada 22 Maret. Sementara penyerang ketiga meledakkan dirinya di atas sebuah kereta metro, dengan dua serangan yang menewaskan 32 orang.
Jaksa juga telah mengaitkan Laachroui untuk serangan November di Paris di mana 130 orang tewas. Jaksa mengatakan DNA-nya ditemukan di rompi bunuh diri dan sepotong kain di konser Bataclan, dimana 90 orang tewas.
Polisi menemukan DNA-nya pada bahan peledak yang digunakan di Stade de France, peneliti percaya bahwa dia adalah pembuat bom di kedua serangan Perancis dan Belgia terkemuka.
Sementara itu, militan Negara Islam juga telah mengidentifikasi Laachraoui sebagai Abu Idris. Dalam edisi terbaru majalah Dabiq, milik kelompok militan tersebut, mengatakan Abu Idris adalah orang yang mempersiapkan bahan peledak untuk dua penggerebekan di Paris dan Brussels.
(ren)