KBRI Tokyo Bantah Tudingan Tak Peduli WNI Korban Gempa
- REUTERS/Kyodo
VIVA.co.id – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo membantah tudingan soal tentang ketidakpedulian mereka pada pelajar WNI yang berada di Kumamoto dan Beppu, wilayah yang diguncang gempa bumi di Jepang pekan lalu. Dalam rangka mengklarifikasi suatu rumor yang menyebar cepat di media sosial, KBRI menolak dianggap abai dan tak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan para pelajar Indonesia tersebut.
Menurut KBRI Tokyo, informasi mengenai adanya 320 orang pelajar WNI di Jepang adalah hal yang salah. Pasalnya, tercatat pelajar Indonesia di Kumamoto berjumlah 60 orang dan jumlah pelajar Indonesia di Beppu berjumlah 327 orang.
“Tim Relief KBRI Tokyo merupakan tim bantuan Kedutaan dari negara ASEAN yang pertama kali berhasil tiba di Kumamoto, pada hari Sabtu siang. Tim Bantuan KBRI Tokyo diberangkatkan dengan membawa bahan makanan, minuman, obat-obatan, serta keperluan-keperluan darurat lainnya. Saat itu, Bandara Kumamoto masih ditutup akibat gempa dan jalur kereta api cepat masih ditutup. Namun, melalui Bandara Fukuoka, Tim KBRI Tokyo berhasil menembus rintangan dan dapat mencapai Kumamoto untuk membantu WNI dan warga lainnya yang menjadi korban," demikian pernyataan pers yang diterima VIVA.co.id dari KBRI Tokyo, Rabu, 20 April 2016.
Mereka menyampaikan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para korban melalui jaringan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kumamoto serta Kyushu dan Ketua Fumiku (Persaudaraan Muslim Kumamoto)Â serta para pengajar di Universitas Kumamoto dan Beppu.
"Pada hari Selasa malam tim relief KBRI Tokyo telah melakukan evakuasi terhadap 19 mahasiswa ke Fukuoka. Lalu pada hari Rabu ini, 20 April 2016 ini KBRI melakukan evakuasi terhadap para WNIÂ ke berbagai wilayah antara lain Hiroshima, Fukuoka, Osaka, serta Tokyo," demikian klarifikasi KBRI Tokyo.
Sebelumnya, beredar isu di media sosial yang menyebutkan KBRI Tokyo lalai dalam membantu WNI berstatus pelajar yang menjadi korban gempa di Kumamoto dan Beppu. Isu itu mengatakan, sejumlah WNI yang sedang belajar di kedua wilayah itu mengaku kebingungan karena tak bisa menghubungi KBRI Tokyo. Tak ada yang mengangkat telpon, dan tak ada perwakilan KBRI yang datang mencari tahu kabar mereka. Isu tersebut juga mengatakan, 320 pelajar yang kebingungan itu akhirnya ditampung oleh Kedubes Thailand.
(ren)