Fundamentalis Islam di RI Terpengaruh Gaya Saudi dan Iran
- VIVA.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA.co.id – Kepentingan politik dan ketegangan yang terjadi antara Iran dan Arab Saudi sejak awal tahun ini dinilai mempengaruhi gerakan fundamentalis Islam di Indonesia. Hal ini salah satunya karena adanya pengaruh perbedaan struktur kedutaan yang berada di Tanah Air, demikian menurut pengamat Timur Tengah.
"Struktur kedutaan Arab Saudi yang lebih ditonjolkan adalah atase agama dibandingkan atase ekonomi atau lainnya. Ini berarti, Arab Saudi lebih mengedepankan saluran diplomasi agama di Indonesia," kata Yon Machmudi, Kepala Riset dan Publikasi Pusat Kajian Islam Timur Tengah UI, dalam seminar di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa, 19 April 2016.
Sementara Iran, lanjut Yon, lebih menonjolkan sisi budaya. Sehingga, Pemerintah Iran lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat Indonesia melalui aktivitas budaya, baik kampus, sekolah, dan lingkungan masyarakat di berbagai daerah.
"Perbedaan inilah yang juga menjadi pecahnya pandangan gerakan fundamentalis Islam di Indonesia. Sayangnya, bukan hubungan investasi perekonomian antara Saudi dan Indonesia yang dikembangkan tapi justru konflik yang lebih banyak 'diimpor' oleh Indonesia," kata Machmudi.
Bentuk diplomasi Arab Saudi di Indonesia berbeda dengan negara-negara Barat, di mana Saudi lebih banyak membangun rumah ibadah seperti mushala atau masjid di Indonesia.
"Ketika ada eskalasi konflik antara kelompok Wahabi dan Syiah yang tidak terkendali, maka hal itu juga akan mempengaruhi dan memicu konflik di Indonesia, karena pengaruh gerakan tersebut," ujar dia.
Laporan: Dinia Adrianjara
(ren)