Jokowi Dapat Bisikan dari Foke di Akhir Kunjungan ke Jerman
- Tim Komunikasi Presiden
VIVA.co.id – Dulu, kedua tokoh ini bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012. Kini, Joko Widodo telah menjadi Presiden Indonesia dan Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke, menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jerman.
Dalam kunjungan kerja Presiden ke beberapa negara Eropa, pekan ini, keduanya kembali bertemu.
Anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam keterangan pers mengungkapkan momen keakraban keduanya saat perjalanan menuju acara silaturahmi Presiden dengan masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang baru di Berlin, Jerman, Senin, 18 April 2016.
Pada kesempatan privat itu, Foke membisikan sesuatu pada Jokowi.
"Tadi di mobil, Dubes bisik-bisik ke saya, jangan bayangkan (KBRI) kayak ruko (rumah toko), begitu belok dan naik saya percaya. Sebenarnya ada lahan 3.000 meter persegi, siapkan saja, nanti saya pulang siapkan duitnya," kata Presiden Jokowi menjelaskan kalimat yang dibisikkan Foke.
Menurut Presiden, sebagai negara besar dengan 252 juta penduduk dan 17 ribu pulau, Indonesia tidak seharusnya mengecilkan diri sendiri di mata internasional.
"Saya sudah 17 tahun sering pameran di sini, saya kadang jengkel. Selalu dapat di belakang, dan dekat toilet lagi. Kalau di belakang tidak usah ke luar, ini menyangkut branding, persepsi kita. Sudah tidak gede, terpencil dekat toilet," beber Jokowi.
Atas dasar itu, Jokowi melarang semua kementerian melakukan pameran sendiri di luar negeri.
Dalam pertemuan itu, Presiden kembali mengingatkan kepada masyarakat yang hadir, mengenai persaingan global.
Saat ini, Indonesia menguasai 45 persen Gross Domestic Product (GDP) di ASEAN. Untuk itu, Presiden meminta masyarakat siap menghadapi kompetisi tersebut dalam ruang lingkup MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
"Kita konsentrasi pada tiga hal, deregulasi, percepatan pembangunan infrastruktur, dan penguatan kualitas SDM (sumber daya manusia)," ujar Presiden.
Kompetisi dalam wilayah perdagangan juga menjadi fokus pemerintah saat ini. Setelah MEA, kini pemerintah akan beranjak ke tingkatan yang lebih tinggi, dengan melakukan kerja sama Free Trade Agreement (FTA) dalam skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan juga Trans Pacific Partnership (TPP).
"Setelah CEPA kita siap masuk TPP, kompetisi tak bisa dihindari lagi. Komitmen kita hanya ada dua, terbuka dan kompetisi," jelas Jokowi.
"Mau tidak mau harus siap. Memang bukan sesuatu yang gampang, tapi saya yakin jika ini konsisten dilakukan dengan sumber daya yang besar termasuk SDM, pertarungan akan kita menangkan dan kita tidak mau jadi pecundang," lanjutnya.
Peningkatan Kualitas SDM
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung pentingnya penyiapan sumber daya manusia (SDM) di era keterbukaan dan kompetisi.
Presiden menceritakan pertemuannya dengan Kanselir Republik Federal Jerman, Angela Markel. Di pertemuan itu, kedua pemimpin negara menekankan kerja sama pendidikan dan training vokasi.
Presiden Jokowi berharap, komitmen kerja sama dengan Jerman dalam pelatihan dan pendidikan vokasi bisa mempercepat lahirnya tenaga kerja dengan skill yang baik dan memiliki disiplin tinggi.
"Vietnam sudah ke sini 4 tahun yang lalu, Malaysia sudah 2 tahun lalu. Walaupun kita baru datang sekarang, nanti saya yakin kita bisa mengejar mereka," ungkap Presiden optimistis. (ase)