Ucapkan Insya Allah, Mahasiswa Irak Diturunkan dari Pesawat
- Istimewa
VIVA.co.id – Seorang mahasiswa sebuah universitas di California yang berasal dari Irak mengaku diturunkan dari pesawat Southwest Airlines. Ia diturunkan karena terdengar berbicara menggunakan bahasa Arab.
Khairuldeen Makhzomi diturunkan dari penerbangan pada 9 April 2016, sesaat sebelum lepas landas. Saat itu, Makhzoomi mengatakan ia berbicara dengan pamannya melalui telepon, dan mengatakan akan menghadiri pidato yang disampaikan Sekjen PBB Ban Ki Moon.
"Saya sangat takjub dengan kesempatan ini. Jadi saya menelepon paman saya untuk menceritakan hal ini," ujar Makhzomi seperti dikutip dari BBC, Senin, 18 April 2016.
Seorang perempuan di dalam pesawat mulai memperhatikannya dengan serius setelah ia mengatakan, "Insya Allah," saat percakapan tersebut. Usai pembicaraan, seorang petugas dari Southwest Airlines memintanya keluar dari pesawat. "Sungguh, ini perlakuan Islamophobia dari negara ini," ucpnya.
Makhzomi datang ke Amerika sebagai seorang pencari suaka. Ia saat ini tercatat sebagai mahasiswa di Universitas California di Berkeley. Ia mengaku tak akan menggunakan maskapai tersebut lagi.
"Saya dan keluarga saya telah melalui perjalanan dan pengalaman yang banyak sekali, dan ini jadi salah satu pengalaman yang saya lalui. Penghargaan atas kemanusiaan adalah satu nilai yang sangat penting di dunia ini, bukan uang. Jika mereka meminta maaf, mungkin itu akan mengajarkan mereka bagaimana memperlakukan manusia dengan setara," tuturnya.
Namun, melalui sebuah pernyataannya, Southwest Airlines mengatakan, sudah menjadi kebijakan perusahaan untuk menyingkirkan setiap kalimat yang berpotensial menimbulkan ancaman, meski itu tak mentolerir diskriminasi.
"Kami akan meminta penumpang turun dari pesawat tanpa keputusan kolaborasi, dan itu sesuai prosedur," ujar perusahaan tersebut. "Kami menyesalkan jika hal tersebut tak dianggap sebagai sesuatu pengalaman yang positif dalam penerbangan kami." (ase)