Tim Penyelamat Jepang Kesulitan Cari Korban Gempa
- REUTERS/Kyodo
VIVA.co.id – Usaha tim penyelamat untuk menolong para korban gempa Jepang kini menemui hambatan lainnya. Dilansir dari situs Channel News Asia, Senin, 18 April 2016, para petugas harus menggunakan sekop untuk menggali tanah dan berpacu melawan ancaman longsor untuk bisa menjangkau penduduk yang masih terjebak akibat gempa besar.
Sebanyak 42 orang dikabarkan tewas dan lainnya masih belum ditemukan akibat gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) itu. Dikhawatirkan mereka yang hilang berada terkubur di dalam rumah-rumah yang hancur tertimpa lumpur dan tanah.
Yoko Eto (38 tahun), warga Jepang korban gempa, menceritakan tetangganya bernama Katashima ditemukan dalam keadaan tewas bersama dengan anjing peliharaannya.
"Semburan air berlumpur dari reservoir terdekat menyembur melalui rumah saya. Saya bisa mendengar suara gemuruh setelah gempa. Rasanya seperti hanya beberapa menit sebelum air datang masuk ke rumah," katanya.
Ia melanjutkan langsung menyelamatkan ayahnya dari terjangan air berlumpur, namun tidak bisa menyelamatkan benda penting lainnya seperti dokumen identitas. "Saya hanya bisa menemukan album foto lama," tutur Yoko.
Sementara itu, puluhan ribu orang berkumpul di tempat evakuasi, selagi upaya penyelamatan lainnya masih berjalan. Sebanyak 25 ribu personel petugas menyebar melalui desa-desa yang dilanda gempa, di mana puluhan rumah tradisional rusak akibat gempa.
Bahkan, mereka terkubur karena longsor tanah dan batu ke bawah lereng bukit. Di daerah Minami-Aso, puluhan petugas mengandalkan sekop untuk menyelamatkan warga yang tertimbun. Dari empat rumah yang ada di lereng bukit, salah satunya hanyut oleh gelombang bumi yang melanda pemukiman warga. (one)