Rusia Desak Turki Tutup Perbatasannya dengan Suriah
- Reuters
VIVA.co.id – Rusia mendesak dilakukannya penutupan perbatasan Turki-Suriah. Penutupan dilakukan untuk mencegah kelompok militan ISIS dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya seperti Al-Nusra menerima pejuang asing dan senjata ke Suriah. Perbatasan itu juga diduga menjadi jalur penjualan minyak, artefak dan barang-barang lainnya.
Menurut laman ABC, Jumat 15 April 2016, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, mengatakan pertemuan Dewan Keamanan terkait upaya perlawanan terhadap terorisme yang dilakukan harus ikut membahas mengenai adanya kegiatan perdagangan dan embargo ekonomi terhadap ISIS.
Churkin mengatakan, Turki adalah negara pensuplai senjata dan amunisi terbesar kepada para pejuang ISIS dengan cara melakukan penyelundupan melalui perbatasan. Terhadap tuduhan ini, Diplomat Misi Turki untuk PBB mengangap hal itu sebagai sesuatu yang tidak memiliki dasar bukti.
Churkin juga menuduh Turki tidak bertindak terhadap adanya kemungkinan bagi para pejuang pemberontak dan pengiriman senjata ke negara Suriah berikut dengan minyak legal yang diekspor bersamaan dengan barang artefak.
"Jika Turki merasa negaranya sudah melakukan hal yang diperlukan untuk membatasi arus pasokan ke teroris, ini bisa dikuatkan oleh pemantau independen. Kami minta Turki secara sukarela mengundang pengamat internasional ke wilayah perbatasan," kata Churkin.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa lebih dari 30.000 orang dari seluruh dunia telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Dia mendesak negara-negara anggota untuk mengambil langkah-langkah yang lebih konkret untuk menghentikan penggalangan dana melalui penyelundupan minyak dan gas, perdagangan gelap artefak budaya, penculikan untuk tebusan dan sumbangan dari luar negeri.
(ren)