Diduga Terlibat, CIA Didesak Buka Dokumen 'Tragedi 1965'
Rabu, 13 April 2016 - 13:58 WIB
Sumber :
- REUTERS/Larry Downing/Files
VIVA.co.id
- Direktur Eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth, mendesak Badan Intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), agar membuka file atau dokumen soal keterlibatan AS dalam "Tragedi 1965." Pasalnya, beredar kabar keterlibatan intelijen Negeri Paman Sam tersebut atas tewasnya lebih dari 500 ribu orang di Indonesia saat berkecamuk gerakan anti-komunis di masa itu.
"Jelas ada dokumen mengenai apa yang terjadi saat itu. Kami ingin tahu seperti apa keterlibatan AS dan para pelaku kejadian tahun 1965, apa saja yang dilakukan, serta seperti apa komunikasi yang mereka lakukan," kata Roth yang ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu, 13 April 2016.
Sebelumnya, Komnas HAM telah mengajukan permintaan ke Presiden Barack Obama untuk membuka dokumen tersebut mengingat sudah 51 tahun berlalu semenjak kejadian itu dan sesuai peraturan yang ada, file yang disimpan CIA boleh dibuka minimal setelah 25 tahun.
Roth juga mengatakan, dokumen itu memang hanya sebagian kecil dari sejarah yang terjadi namun sangat penting untuk mengetahui semua kejadian pada 1965.
Ia beranggapan seharusnya AS saat ini sudah membuka file tersebut dan mengkomunikasikannya kepada publik mengenai apa yang terjadi.
"Obama sudah pernah membuka dokumen keterlibatan AS dalam perang di Brasil, Argentina, Chile, El Savador dan Guatemala. Harus ada komitmen kuat dari Pemerintah Indonesia meminta dibukanya dokumen rahasia itu. Saya jamin Obama mau membukanya," ujar Roth.
Baca Juga :
Korban Tragedi 65: Kapan Kami Bahagia?
Kejagung Inventarisir 13 Kasus Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu
Alasan mandeknya penanganan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, karena beberapa petunjuk jaksa tidak dijalankan Komnas HAM.
VIVA.co.id
19 Desember 2020
Baca Juga :