Human Rights Watch Dorong Keterbukaan Tragedi 1965

Direktur Eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Direktur Eksekutif Human Rights Watch Kenneth Roth, mendorong keterbukaan informasi mengenai kebenaran atas insiden berdarah pada 1965-1966 di Indonesia. Saat itu, disebutkan terjadi aksi kekerasan terkait peristiwa G30S/PKI.

Peristiwa yang telah terjadi 51 tahun lalu itu, menurut Roth, hingga kini masih menyisakan “rahasia-rahasia”, sehingga harus diungkapkan ke publik. Khususnya bagi keluarga korban atau mereka yang berhasil selamat dari aksi kekerasan.

"Tragedi tahun 1965 merupakan salah satu peristiwa ‘keji’ dalam sejarah Indonesia. Karena, menyebabkan luka yang mendalam bagi banyak orang, khususnya keluarga korban. Saya paham kalau ini bukan hal yang mudah untuk diatasi," kata Roth, di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu, 13 April 2016.

Ia melanjutkan, tragedi 1965 tidak boleh lagi terjadi dan menjadi sesuatu penting diketahui fakta yang sebenarnya untuk memberikan keadilan. Roth juga merasa, sulit bagi masyarakat Indonesia untuk melupakan pengalaman pahit itu.

Namun, Roth bersikeras harus ada keterbukaan informasi dari semua pihak, termasuk para korban untuk menyampaikan cerita mereka dengan gamblang.

Kejagung Inventarisir 13 Kasus Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu