TKW Indonesia Disiksa dengan Cara Aneh di Singapura
- REUTERS/Edgar Su/Files
VIVA.co.id – Seorang TKW asal Indonesia di Singapura mengaku disiksa secara aneh oleh majikannya. Pengakuan tersebut disampaikan saat didengar kesaksiannya di Pengadilan Singapura, Selasa, 5 April 2016.
Dilansir dari laman The Star, Kamis, 7 April 2016, seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia bernama Fitriyah mengaku dipaksa berdiri dengan satu kaki di atas sebuah bangku sambil memegang bangku lainnya. Selama kurang lebih 30 menit, ia dipaksa berdiri secara tidak seimbang itu oleh majikannya Tay Wee Kiat.
Tak hanya diminta berdiri secara aneh, majikan TKW berusia 33 tahun itu memaksa Fitriyah memasukkan botol plastik ke dalam mulutnya. Tay dan istrinya beralasan, Fitriyah dipaksa menjalankan hukuman aneh tersebut karena telah merusak sebuah pajangan berharga.
"Dia (Tay) memasukan botol ke dalam mulut saya hingga saya kesakitan. Saya sudah meminta maaf dan menjelaskan yang memecahkan patung itu adalah anak mereka. Saya menangis dan memohon agar dia tidak melakuan hal itu kepada saya," kata Fitriyah.
Tay lalu menampar Fitriyah karena menolak untuk menolak dihukum berdiri di atas kursi dan memukulnya di bagian kepala berkali-kali. "Dia juga memukul saya dengan batang bambu," kata Fitriyah. Ia mengaku dipaksa untuk berlutut sambil diikat di bagian tangan. Ia juga pernah dijambak dan ditarik ke dalam kamar karena dituduh menyakiti anaknya.
Tay (38 tahun) membantah 12 tuduhan yang didakwakan terkait dengan penyiksaan terhadap Fitriyah, sementara istrinya Chia Yun Ling (41 tahun) mengakui dua tuduhan.
Tay dikabarkan pernah menyogok Fitriyah agar tidak melapokan kasus penyiksaan tersebut ke polisi. Sebagai gantinya ia akan memberikan gaji penuh dan membelikan Fitriyah tiket pulang ke Indonesia. Pria itu juga meminta agar Fitriyah tidak melaporkan perbuatan kekerasannya kepada pembantu lainnya asal Myanmar, Moe Moe Than (27 tahun).
Fitriyah mengaku ketakutan usai insiden tersebut, dan berniat untuk mengundurkan diri tetapi Chia melarangnya. Fitriyah kemudian sengaja mencuri uang dari dompet majikannya agar ia bisa dipecat dan dikirim pulang. Namun ketika dibawa ke agensi, Fitriyah berubah pikiran dan menolak untuk meninggalkan mobil, ia takut staf agensi akan memarahinya.
"Tay menarik tangan saya sehingga saya jatuh ke trotoar. Saya lalu dibawa ke rumah orang tua Tay, saya diberi tahu jika saya ingin pulang ke Indonesia maka saya harus tidur dengan pria Bangladesh sehingga mendapatkan uang untuk beli tiket," kata Fitriyah.
Fitriyah kini telah bekerja dengan majikan lain. Namun proses hukum atas majikan sebelumnya tetap dilanjutkan.