Belgia Tak Mau Disebut 'Negara Gagal'

Militer Belgia sedang berjaga di Bandara Internasional Zaventem.
Sumber :
  • REUTERS/Charles Platiau

VIVA.co.id - Belgia menolak mentah-mentah tudingan sebagai negara gagal (failed state) karena tidak berhasil mencegah serangan bom beruntun yang terjadi di Bandara Zaventem dan Stasiun Metro Maelbeek, Brussels.

Menurut laman stasiun berita BBC, Kamis 7 April 2016, Perdana Menteri Belgia, Charles Michel, menegaskan pendekatan negaranya dalam memerangi ancaman teror, terutama pascatragedi bom, sudah benar.

"Pesan utamanya jelas kalau saat ini kita sudah kembali ke kehidupan normal. Ketika ada serangan (bom) seperti itu tentu saja bukan kegagalan karena tak ada seorang pun bisa menyangkalnya. Jadi, saya tegaskan kalau Belgia bukan negara gagal," kata Michel.

Ia juga mengatakan, tidak hanya Belgia, semua warga dan pemimpin Eropa harus ambil bagian dari kegagalan pencegahan dalam peristiwa berdarah 22 Maret lalu.

"Kami sudah menerapkan aturan ketat. Ada 30 poin yang harus diikuti seluruh warga Belgia, salah satunya larangan kartu ponsel prabayar," tuturnya.

Pembelaan Michel ini sebagai pembelaan atas atas tuduhan yang dialamatkan ke negaranya yang dinilai mengambil pendekatan represif terhadap ancaman teror lantaran menyudutkan umat Muslim di negeri itu.

Selain itu, pihaknya terus bekerjasama di bidang intelijen dengan semua pihak untuk meningkatkan kapasitas keamanan Belgia.

Sangat Strategis

Sebelumnya, Biro Federal Investigasi Amerika Serikat (FBI) telah menawarkan diri untuk terlibat dalam penyelidikan teror bom sekaligus mengungkap para pelaku.

Brussels sendiri memiliki enam zona utama terpadu kepolisian (setingkat polda). Hal ini diperuntukkan mencegah serangan seperti bom Brussels terjadi lagi.

Sementara dari geografis, para pelaku teror dengan jeli melihat posisi Belgia yang sangat strategis sehingga menguntungkan pelaku teror untuk melakukan aksi.

"Belgia adalah sebuah negara kecil di jantung Eropa. Disebut begitu (jantung Eropa) karena Belgia adalah ibukotanya Uni Eropa. Artinya, sangat mudah untuk bepergian ke London, Paris, Amsterdam, Berlin, dan sebagainya," tuturnya.

Boleh dikatakan, ia melanjutkan, Belgia adalah titik poin pengaturan serangan di negara-negara lain di Eropa. "Ini berarti kita harus bekerja lebih baik dengan mitra kami, sembari meng-upgrade kapasitas keamanan," kata Michel. (ren)

Menhan: Tunjukkan Ayat dan Hadis Bom Bunuh Diri Masuk Surga