RI Koordinasi dengan Malaysia Soal Sandera Abu Sayyaf

Ilustrasi kapal Tugboat.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Nasib 10 WNI yang menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina masih dalam proses pembebasan. Tak hanya dengan Filipina, yang menjadi asal negara pelaku penculikan, Kemlu RI juga melakukan koordinasi dengan pemerintah Malaysia.

Titik Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Begini Kondisinya

Menlu mengajak bicara pemerintah Malaysia karena lokasi penculikan dan pembajakan dua kapal tersebut memang berada di dekat wilayah negara Malaysia. "Mengingat lokasi terjadinya perompakan dan penyanderaan berdekatan dengan wilayah Malaysia maka saya juga buka komunikasi dengan Menlu malaysia pada tanggal 31 Maret 2016. Kami meminta kerjasama jika sewaktu-waktu diperlukan," kata Menlu Retno Marsudi, Selasa, 5 April 2016 di Jakarta.

Ia mengatakan, pemerintah Malaysia sudah menyatakan kesiapannya untuk saling bekerja sama dengan Indonesia jika ada perubahan situasi yang mengharuskan.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

"Komunikasi saya dengan Menlu Malaysia terbukti sangat berguna dalam menindaklanjuti ditemukannya kapal tongkang Anand 12," kata Menlu Retno.

Salah satu kapal yang sempat dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf di wilayah perairan Filipina, yakni kapal tongkang Anand 12, telah ditemukan di perairan Lahad Datu, negara bagian Sabah, Malaysia. Kapal tersebut kemudian ditarik ke pelabuhan di Lahad Datu dan saat ini berada di tangan Agensi Penguat Kuasaan Maritim Malaysia (APKMM) untuk dilakukan uji forensik.

Jatuh Bangun Tahan Gempuran Timnas Vietnam, Penampilan Ernando Ari Tuai Pujian

Sementara itu, untuk memudahkan anggota keluarga WNI yang menjadi korban penculikan, pemerintah Indonesia menyiapkan dua petugas LO (Liason Officer).

"Kemlu telah menunjuk dua LO untuk berhubungan langsung dengan keluarga. Sejauh ini sudah dua kali komunikasi dengan keluarga dari 10 ABK, yaitu pada Rabu pekan lalu dan hari Senin kemarin," kata Menlu Retno Marsudi, Selasa, 5 April 2016 di gedung Kemlu RI, Jakarta.

Dengan adanya LO dari Kemlu maka pihak keluarga bisa terus memantau perkembangan kasus penculikan.

"Mereka secara aktif selalu menghubungi LO tersebut. Pihak perusahaan (kapal) juga telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga," kata Retno.

Saat ini 10 ABK WNI masih ditahan termasuk dengan kapal Brahma 1, sementara kapal tongkang Anand 12 telah dilepas. Kapal Anand 12 ditemukan di wilayah perairan Lahad Datu dalam keadaan utuh.

Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan), dan tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.

Suasana perusahaan tekstil dan garmen terbesar se-Asia Tenggara Sritex di Sukoharjo, Jumat (25/10).

Siapkan Opsi Penyelamatan Sritex, Kemenperin Kaji Dana Talangan hingga Insentif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan opsi penyelamatan terhadap PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL).

img_title
VIVA.co.id
28 Oktober 2024