10 Persen Anggaran Militer Dipotong Atasi Kemiskinan

Ilustrasi kemiskinan
Sumber :
  • uk.reuters.com

VIVA.co.id - Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lembaga think tank asal Swedia, memperkirakan bahwa 10 persen dari total anggaran militer dunia yang dialokasikan setiap tahun akan mengakhiri kemiskinan global dan kelaparan selama 15 tahun.

Mengutip situs Reuters, Selasa, 5 April 2016, SIPRI melaporkan bahwa pengeluaran militer dunia sebesar 2,3 persen dari produk domestik bruto global.

Kepala Proyek Pengeluaran Militer SIPRI, Sam Perlo-Freeman, mengatakan, hanya 10 persen dari total belanja militer global akan cukup untuk mendanai rencana 15 tahun untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan ekstrem pada 2030.

"Ini memberikan semacam perspektif yang bisa membuka mata seluruh warga dunia bahwa pemotongan anggaran militer tahunan para negara anggota PBB bertujuan mengentaskan kemiskinan dan kelaparan," kata Freeman.

Belanja militer dunia meningkat satu persen pada 2015, dengan Amerika Serikat yang terbesar yakni US$596 miliar. Ini pun sudah turun 2,4 persen dari tahun sebelumnya.

China berada di urutan kedua dengan anggaran militernya sebesar US$215 miliar. Sementara itu, Arab Saudi naik ke peringkat ketiga, menyalip Rusia dan Inggris yang masing-masing berada di urutan keempat dan kelima.

PBB berjuang dalam pencarian terus-menerus untuk sumber daya guna membiayai 17 Poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diadopsi oleh para pemimpin dunia pada September 2015.

Laporan: Dinia Adrianjara

Penduduk RI Terus Bertambah, Sektor Pertanian Perlu Berbenah