WNI Disandera Abu Sayyaf, Publik Diminta Tak Putus Harapan

Ilustrasi kapal Tugboat.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina sejak dua pekan lalu belum berhasil dibebaskan. Namun, Kementerian Luar Negeri RI, minta masyarakat percaya proses negosiasi yang dilakukan pemerintah.

Ternyata TNI Ikut Terlibat Selamatkan 4 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, meminta agar masyarakat percaya kepada pemerintah yang masih berjuang mengatasi masalah penculikan 10 ABK yang hingga saat ini masih berada di tangan kelompok militan Abu Sayyaf.

"Kami minta agar rakyat percaya bahwa pemerintah sedang bekerja secara optimal dan maksimal untuk bisa membebaskan kesepuluh sandera tersebut," ucap Arrmanatha yang ditemui siang ini, Senin, 4 April 2016 di gedung Kemlu RI, Jakarta.

Anggota DPR Respons Penyelamatan 3 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

Ia menegaskan, fokus utama pemerintah Indonesia saat ini adalah agar semua korban bisa diselamatkan. Dia mengaku belum tahu akan seperti apa keadaan selanjutnya, namun saat ini pemerintah sedang mengoptimalkan agar semua bisa selamat. Itu juga yang menjadi alasan mengapa pemerintah Indonesia tak bersedia menjelaskan langkah-langkah yang sedang mereka lakukan.

"Semua usaha ini kita lakukan dengan bantuan dan komunikasi dengan pemerintah Filipina," kata Arrmanatha.

Seorang WNI yang Diculik Abu Sayyaf Belum Diketahui Nasibnya

Pada 26 Maret 2016  terjadi insiden pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara. 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia menjadi sandera kelompok militan tersebut.

Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan), dan tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.

Kelompok Abu Sayyaf di Filipina terkenal dengan penculikan, penyanderaan, dan juga eksekusi tahanan. Kelompok ini biasa menyandera untuk meminta sejumlah tebusan. (ren)

Ilustrasi - Karyawan memeriksa kondisi suhu envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 buatan Sinovac saat tiba di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 20 Juni 2021.

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Sepanjang 2021, terjadi berbagai peristiwa yang menjadi perhatian, mulai dari lonjakan kasus COVID-19, tenggelamnya KRI Nanggala-402 hingga terkuaknya kasus asusila.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021