Dinilai Rasis, Dubes Yusron Dipetisi Belasan Ribu Orang
- Antara/ Benny S Butarbutar
VIVA.co.id – Kicauan Dubes Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, tanggal 28 Maret berbuntut panjang. Banyak orang menganggap kicauan melalui akun Twitter @YusronIhza_Mhd tersebut bernada rasis dan menebar permusuhan.
Sejak kemarin, terdapat dua petisi di laman Change.org yang meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memecat Yusron dari posisinya. Petisi pertama dimulai oleh Adrian Zmith dan hingga 1 April 2016, pukul 16.00 WIB petisi ini telah didukung lebih dari 15.000 orang. Dalam petisinya, yang bisa diakses di change.org/pecatdubesrasis, Adrian menyatakan, “sangat tidak pantas pejabat pemerintah, apalagi seorang duta besar di negara sahabat, melontarkan pernyataan berbau rasis, kebencian, memutar-balikkan fakta sejarah dan provokasi konflik.”
Melalui siaran persnya yang disampaikan pada Jumat, 1 April 2016, Change.org, juga mengutip komentar dari netizen yang ikut menandatangani petisi. Mellisa Augustina, seorang penandatangan mengatakan, “Sangat tidak layak bagi seorang Duta Besar Republik Indonesia untuk melontarkan twit rasis untuk menghasut bangsa yg terdiri dari berbagai etnis dan agama.”
Liong Fingo, penandatangan petisi lainnya, juga menyampaikan “Yusron bukan saja berlaku rasis pada WNI keturunan Tionghoa tapi juga merendahkan martabat bangsa Indonesia atas twitnya yang menyatakan bahwa seolah-olah pribumi senang berbuat rusuh dan melakukan diskriminasi kepada WNI keturunan Tionghoa.”
Petisi lainnya yang dimulai oleh A. Setiawan Abadi telah mendapat dukungan hampir 2.500 orang. Petisi itu juga meminta agar Presiden Joko Widodo segera memberhentikan Dubes Yusron karena dianggap membahayakan persatuan Indonesia. Dalam petisinya, Setiawan mengatakan bahwa Dubes merupakan pejabat tinggi negara yang diangkat Presiden selaku kepala negara RI yang berdasarkan Pancasila.
“Sungguh memalukan dan merendahkan marwah negara dan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika saat Dubes RI untuk Jepang tersebut. Menyampaikan ide-ide rasialisme untuk menyerang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang beretnis Tionghoa di medsos dan media massa. Patut diduga yang bersangkutan sedang terlibat untuk mempromosikan kakak kandungnya, Yusril Ihza Mahendra, yang sedang berusaha menjadi calon gubernur untuk Pilkada DKI 2017,” kata Setiawan.
Sementara itu, setelah ditelusuri, yang dikicaukan Yusron di Twitter bukan murni tulisannya. Namun ia menuliskan kembali komentar dari seorang netizen, Jenderal Suryo Prabowo, yang beredar luas di media sosial. Namun penandatangan petisi tetap menganggap tindakan Yusron tak bisa dibenarkan.
Yusron Ihza Mahendra adalah adik kandung mantan Menkumham Yusril Ihza Mahendra. Yusril sudah mendeklarasikan diri untuk maju dalam kompetisi Pilkada DKI Jakarta memperebutkan posisi DKI 1.
Sementara itu juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nassir, mengatakan pihaknya selalu mengingatkan seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri untuk fokus pada tugasnya.
"Kemlu RI secara rutin mengingatkan kepada para perwakilan, untuk fokus pada tugas mereka. Jadi yang kita harapkan agar para kepala perwakilan dalam menjalankan tugasnya di luar negeri bisa fokus kepada tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah," kata Arrmanatha, Kamis, 31 Maret 2016, di gedung Kemlu RI, Jakarta.
Secara reguler, kata Arrmanatha, Kemlu selalu sampaikan dan mengingatkan hal itu ke duta besar, konjen dan perwakilan lainnya.
"Mereka harusnya fokus kepada tugas dan isu yang diberikan," kata Arrmanatha menegaskan.