Pelantikan Presiden Pertama Myanmar Diwarnai Tangisan
- Reuters.
VIVA.co.id – Setelah 50 tahun, Myanmar akhirnya memiliki presiden sipil pertama. Isak tangis keharuan mewarnai pelantikan Htin Kyaw sebagai presiden pertama Myanmar yang nonmiliter.
Sejumlah anggota partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi tak kuasa menahan air mata mereka saat upacara pelantikan Htin Kyaw sebagai Presiden Myanmar, Rabu, 30 Maret 2016.
NLD menang besar dalam pemilu demokratis yang digelar negara tersebut. Namun pemimpin NLD, Aung San Suu Kyi, tak bisa menjabat sebagai presiden karena terganjal konstitusi yang melarang warga Myanmar menikah dengan WNA atau memiliki anak berstatus WNA, menjadi pemimpin di negara tersebut. Htin Kyaw, orang kepercayaan Suu Kyi akhirnya menggantikan posisi perempuan peraih nobel perdamaian tersebut.
Dikutip dari Reuters, 30 Maret 2016, seluruh anggota NLD merasakan situasi yang sangat emosional setelah selama puluhan tahun berjuang agar bisa diterima. Banyak di antara mereka, termasuk Suu Kyi, dijebloskan ke dalam penjara.
"Pemerintahan baru kami akan mengimplementasikan rekonsiliasi nasional, perdamaian dalam negara, menyusun konstitusi yang akan memuluskan persatuan demokrasi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat," janji Htin Kyaw dalam pidato pelantikannya.
Salah seorang anggota NLD, Thiri Yadana mengaku sangat terkesan. "Saya tak bisa tidur. Presiden kami Htin Kyaw mengatakan sesuatu yang tak pernah kami dengar selama ini dalam negara ini. Ia berjanji akan bekerja untuk negara ini dengan memegang rasa hormat pada pemimpin kami, Aung San Suu Kyi. Itu adalah sebuah langkah besar. Ini semua bisa terjadi karena semua orang mendesak dan melakukan langkah bersama," ujarnya.
Pemerintahan baru Htin Kyaw berjanji akan mengurangi peran militer dalam peta politik di Myanmar. Namun mereka tetap melibatkan militer dalam struktur pemerintahan.