Pemimpin Spiritual Iran: Senjata adalah Masa Depan Negara
- Reuters/Khamenei.ir/Handout
VIVA.co.id – Pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, senjata adalah kunci masa depan negaranya. Pernyataan itu disampaikan untuk memberikan dukungan pada Garda Revolusi Iran yang telah menuai kritikan dari Barat setelah melakukan uji coba rudal balistik.
Ayatollah Ali Khamenei tahun lalu memang mendukung terwujudnya kesepakatan nuklir antara negara-negara besar dunia dengan Iran. Namun tak lama ia menyerukan Iran untuk menghindari pemulihan hubungan lebih lanjut dengan Amerika dan sekutunya dan memilih mempertahankan kekuatan ekonomi dan militer Iran.
"Mereka yang mengatakan masa depan adalah dengan negosiasi, bukan dengan rudal, adalah sombong atau pengkhianat," ujar Khamenei, seperti dikutip dari Reuters, 30 Maret 2016.
Biasanya, ucapan pemimpin spiritual tertinggi di Iran adalah pernyataan terakhir dari seluruh masalah dalam negara tersebut. "Bila republik ini memilih negosiasi namun tak memiliki kekuatan untuk mempertahankan diri, mereka akan mundur jika menghadapi ancaman dari negara lemah," tegasnya.
Pernyataan Khamenei ini mungkin ditujukan pada mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, yang kini menjadi pemimpin aliansi politik moderat. Pekan lalu, Rafsanjani menulis di Twitter, "masa depan ada pada dialog, bukan senjata."
Militer Iran yang menyebut dirinya sebagai Garda Revolusi Iran, awal bulan lalu melakukan uji coba rudal balistik. Mereka mengatakan, uji coba itu adalah demonstrasi dari kekuatan senjata non nuklir Iran.
Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengganggap uji coba telah melanggar resolusi PBB yang menyerukan agar Iran tak melakukan uji coba senjata setara nuklir. Sementara Sekjen PBB Ban Ki Moon, mengatakan uji coba rudal balistik Iran telah menjadi semacam "peringatan," yang bisa membuat negara-negara kuat dalam Dewan Keamanan PBB mengambil keputusan untuk mengajukan sanksi baru pada Iran.
Namun Rusia, anggota permanen DK PBB yang memiliki hak veto, mengatakan, uji coba tersebut sama sekali tak melanggar resolusi 2231 PBB.
"Anda boleh suka atau tidak dengan peluncuran rudal balistik Iran. Namun itu adalah cerita yang berbeda. Faktanya, pada Resolusi 2231 PBB, tak ada pelarangan itu," komentar Mikhail Ulyanov, Kepala Departemen Pertahanan bidang non-proliferasi dan kontrol senjata.
Iran, secara konsisten juga membantah dugaan AS dan negara Eropa, rudal tersebut diluncurkan sebagai alat untuk membawa senjata nuklir.