Profesor AS: Soal Laut China Selatan, China 'Semena-mena'

Salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Peter Dutton, profesor dalam bidang Kajian Strategis dan Studi Maritim China di US Naval War College dan officer dari Kedubes AS menyesalkan sikap China di kawasan Laut China Selatan. Menurut dia, China terkesan semena-mena di kawasan itu.

Filipina Bersiap Hadapi Konflik Bersenjata di Tengah Meningkatnya Agresi Tiongkok

"Terkait permasalahan Laut China Selatan, di mana China banyak mengokupasi wilayah, menurut saya, Amerika mendukung adanya kebebasan berlayar di Laut China Selatan. Hal tersebut jika diterapkan maka akan menghubungkan setiap negara global secara langsung," kata Dutton membuka percakapannya dengan pers melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.

Ia mengakui melihat dengan jelas banyaknya tantangan dan masalah di kawasan jalur perdagangan tersebut. Seperti persengketaan wilayah dan pembangunan yang dilakukan oleh China.

Ini Cara Pemerintah Perkuat Pertahanan Laut Natuna Utara dari Ancaman Militer Asing

Dutton berpendapat, kekuatan perekonomian China yang sangat hebat di kawasan membuatnya dapat memengaruhi negara lain, dan berdampak sangat besar terhadap situasi stabilitas .

"China adalah negara yang sangat kuat dan memiliki pengaruh besar terhadap negara lain di kawasan,” kata Dutton.

Panglima Koarmada I: Jumlah Pelanggaran Kapal Asing di Laut China Selatan Menurun

“Menurut saya, pendirian bangunan di wilayah pulau LCS akan berdampak pada lingkungan kawasan beserta masalah di dalamnya. Saya rasa China tidak peduli dengan adanya masalah atau ketegangan di sana, sementara itu kita seharusnya khawatir dengan kemungkinan tindakan yang bisa China lakukan selanjutnya," katanya.

Di samping itu, Dutton juga beranggapan bahwa China tidak peduli dengan kasus arbritase kawasan Laut China Selatan. China menghindari kesepakatan perbatasan wilayah setiap negara yang bersengketa.

Menurutnya, sikap China yang selama ini  “semena-mena” di sana karena China berpatokan pada sejarah leluhurnya, di mana wilayah tersebut sepenuhnya adalah milik China.

"Saya concern terhadap arbritase Beijing, arbritase harus mengikuti hukum internasional dan terlibat dalam diskusi global," kata dia.

Laut China Selatan.

Taktik Agresif Tiongkok di Perbatasan: Ancam Stabilitas Regional Demi Keuntungan Teritorial

Saat ini, Tiongkok terlibat dalam 17 sengketa teritorial dengan negara-negara tetangganya, dengan sedikitnya 7 sengketa terkait wilayah.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2024