Menlu Retno: Belum Ada Laporan WNI jadi Korban Bom Pakistan
Senin, 28 Maret 2016 - 12:15 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/kye/16
VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia membentuk tim untuk mencari tahu apakah ada korban dari Warga Negara Indonesia (WNI) akibat bom di Kota Lahore, Pakistan pada Minggu 27 Maret 2016 malam.
Dalam insiden tersebut, setidaknya 60 orang dikabarkan meninggal, dan ratusan luka-luka.
"Kita sudah melakukan komunikasi dengan duta besar kita yang ada di Islamabad. Nah sampai tadi pagi kita juga berkomunikasi, sejauh ini memang belum ada korban WNI," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai bertemu Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Senin 28 Maret 2016.
Baca Juga :
Bom Mobil Meledak di Masjid Pakistan, 22 Tewas
Â
Sedangkan untuk tim yang dibentuk juga sudah bergerak ke Lahore. Menlu mengatakan, tim ini bertugas memastikan apakah benar korban yang ada tidak ada warga Indonesia.
Â
Selain itu, tim juga akan mengintensifkan komunikasi dengan pemerintah setempat, karena warga Indonesia tercatat ada yang tinggal di Lahore.
Â
"Ada beberapa mahasiswa kita yang berada di Lahore. Komunikasi juga sudah kita lakukan dengan para mahasiswa, kelompok mahasiswa untuk memastikan apakah ada yang merasa kehilangan teman dan sebagainya," jelas Retno.
Â
Sementara itu, terkait bom di Pakistan, Retno mengaku ada dua poin yang dilaporkan ke Presiden Jokowi, pertama bahwa hingga sekarang tidak ada korban dari Indonesia. Kedua, tim dan komunikasi dengan otoritas di Lahore juga diintensifkan.
Â
Dengan peristiwa itu, lanjut Menlu, otomatis imbauan peringatan langsung diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia. "Kita sudah ada imbauan. Imbauan sudah kita keluarkan. Jadi dalam kondisi seperti kita sudah memiliki satu protap yang jelas," katanya.
Â
Pemerintah RI juga membuka hotline yang bisa dihubungi, yakni ke nomor +922832012, dan +923458571989.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ada beberapa mahasiswa kita yang berada di Lahore. Komunikasi juga sudah kita lakukan dengan para mahasiswa, kelompok mahasiswa untuk memastikan apakah ada yang merasa kehilangan teman dan sebagainya," jelas Retno.