Mahathir Gugat PM Najib
- www.wsj.com
VIVA.co.id – Babak baru terjadi dalam peta perpolitikan di Malaysia. Mantan Perdana Menteri menggugat Perdana Menteri yang masih bertugas.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, menggugat Perdana Menteri Najib Razak pada Rabu, 23 Maret 2016. Mahathir menuduh Najib melakukan korupsi dan melakukan kekerasan melalui kekuasaan. Menurut pengacara Mahathir, ini adalah upaya terakhir Mahathir untuk mengusir Najib dari kantor Perdana Menteri. Namun gugatan ini mungkin tak akan berdampak langsung, apa lagi berbagai kasus sebelumnya juga tak pernah terselesaikan.
Perdana Menteri Najib Razak menuai kritik setelah dituduh melakukan korupsi yang melibatkan jaringan penjamin sosial negara, 1MDB. Najib dituding melarikan dana sebesar US$680 juta milik 1MDB ke rekening pribadinya.
Najib membantah tuduhan tersebut. Ia mengaku tak melakukan kesalahan apapun, dan tak menggunakan dana milik 1MDB untuk keperluan pribadi. Tahun ini, setelah mengganti Jaksa Agung, Najib dibebaskan dari segala tuduhan korupsi.
Melalui gugatannya, Mahathir mengatakan, Najib telah melakukan berbagai langkah aktif dan dengan sengaja melakukannya untuk itikad buruk. Najib juga telah menghalangi, mengganggu, menghambat, dan menggagalkan berbagai penyelidikan dan penyidikan yang sedang dilakukan oleh berbagai instansi penegak hukum.
"Najib juga telah menghancurkan aturan hukum dan kesucian konstitusi federal Malaysia," tulis Mahathir dalam gugatannya, seperti dikutip Reuters, 23 Maret 2016.
Kantor Najib belum membalas seluruh tuduhan tersebut. Namun Kementerian Komunikasi pemerintahan Najib mengatakan, semua tuduhan itu salah. "Mahathir telah kehabisan ide," kata kementerian tersebut.
Dalam mengajukan gugatan ini, Najib bergabung dengan Khairuddin bin Abu Hassan dan Anina binti Saadudin, mantan anggota United Malay National Organisation (UMNO) yang dipimpin Najib.
Mahathir berulang kali meminta Najib agar mundur dari jabatannya. Tahun lalu, ia bergabung dengan kelompok anti pemerintah, yang disebut Mahathir sebagai gerakan kekuatan rakyat untuk menggulingkan Najib. Namun hingga saat ini, Najib Razak masih tetap menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.